REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Sebanyak 21 nelayan kapal penangkap ikan jenis "pursesaine", yang dikabarkan hilang sejak Jumat (10/1) akhirnya kembali dengan selamat. Kembalinya mereka langsung disambut tangisan histeris keluarga.
"Kami sangat cemas, hingga Sabtu dini hari tetap berada di pelabuhan ini, menunggu informasi dari pihak SAR dan pemerintah daerah yang berupaya mengerahkan kapal ikan lainnya, untuk melakukan pencarian," ujar Masita, seorang ibu yang mengaku dua orang sepupunya ikut melaut di kapal Bahtera 1 tersebut.
Ia mengungkapkan, kekhawatiran muncul saat nelayan di Labuan Uki, Bolaang Mongondow Utara, menginformasikan ada kapal ikan yang tenggelam di terjang gelombang tinggi. Apalagi kata Masita, tak satupun nomor seluler seluruh awak kapal tersebut berhasil dihubungi.
"Kami berterima kasih pada pemerintah daerah, khususnya wakil bupati yang pro aktif berupaya melakukan pencarian kapal yang sempat diduga hilang di laut Palele, Sulawesi Tengah ini," ujar ibu yang bermukim di Desa Katialada, Kecamatan Kwandang.
Sementara itu, nakhoda kapal Buchari Matawang, mengatakan, putus komunikasi saat badai berlangsung pada Kamis (9/1) sekitar pukul 15.00 Wita. Tingginya gelombang mencapai 5 meter, dan berangin kencang membuat mereka memilih berlindung di sebuah ponton, agar kapal tidak terbalik.
Meski begitu, mereka sempat terbawa arus hingga ke laut Inobonto, Sulawesi Utara akibat kencangnya angin barat yang melanda perairan Gorontalo Utara.
"Setelah cuaca agak tenang, kami pelan-pelan pulang dan baru bisa menghubungi keluarga sekitar pukul 10.00 wita," ujar Buchari yang mengaku baru mengetahui jika mereka dikabarkan hilang.
Seluruh awak, kata Buchari, sangat kaget melihat sambutan keluarga bersama wakil bupati Roni Imran dan jajarannya, serta ratusan warga yang memadati pelabuhan tersebut.