Sabtu 11 Jan 2014 21:05 WIB

Sepekan Terakhir, Sinabung Meletus 254 Kali

Rep: Friska Yolandha/ Red: Mansyur Faqih
  Gunung Sinabung memuntahkan lava panas seperti yang terlihat dari Desa Jeraya, Sumatera Utara, dalam foto yang diambil pada Ahad (5/1).   (AP/Binsar Bakkara)
Gunung Sinabung memuntahkan lava panas seperti yang terlihat dari Desa Jeraya, Sumatera Utara, dalam foto yang diambil pada Ahad (5/1). (AP/Binsar Bakkara)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi Gunung Sinabung semakin mengkhawatirkan. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan gunung yang terletak di Kabupaten Karo, Sumatra Utara, ini telah meletus 254 kali selama sepekan terakhir.

"Dalam satu pekan terakhir, gempa hibrid masih mendominasi, yaitu mencapai 9.403 kali," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo P Nugroho, Sabtu (11/1).

Sepanjang Sabtu, Sinabung telah meletus sebanyak 24 kali. Letusan diikuti oleh awan panas. Tinggi letusan mencapai 300-4.000 meter ke arah utara. Sutopo menyebutkan, luncuran awan panas yang terjadi mencapai 1.500-4.000 meter ke arah Tenggara-Selatan.

Letusan mengakibatkan beberapa rumah rusak di Desa Kutarakyat. Hal ini disebabkan, rumah tidak mampu menahan beban pasir. Akibatnya, atap rumah warga roboh.

Ribuan hektare tanaman perkebunan dan pertanian rusak akibat erupsi Sinabung. Bahkan, abu vulkanik yang diterbangkan angin mencapai Kota Medan.

Level 'awas' yang ditetapkan pemerintah sejak November 2013 masih bertahan sampai hari ini. Penduduk dilarang mendekat dalam radius lima kilometer dan tujuh kilometer di sisi tenggara.

Pengungsi Sinabung terus bertambah seiring dengan masih intensifnya aktivitas Sinabung. Pengungsi bertambah menjadi 25.516 jiwa atau 7.898 kepala keluarga (KK). Pengungsi ini tersebar di 38 titik pengungsian.

Titik pengungsian baru tercatat di Jambur Siabang-abang (1.192 jiwa, 367 KK), Losd Lau Gumba (507 jiwa, 175 KK), Lapangan futsal Lau Gumba (894 jiwa, 326 KK), GBKP RG Sumbul (311 jiwa, 100 KK), dan Gereja Adven Sumbul (265 jiwa, 78 KK). Sutopo mengatakan, titik pengungsian ini masih kekurangan logistik dan layanan lain.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement