Ahad 12 Jan 2014 19:45 WIB

Sisi dan Sahabi Siap Maju dalam Pencalonan Presiden

Rep: Gita Amanda/ Red: Julkifli Marbun
 Jenderal Abdel-Fattah el-Sissi
Foto: AP/Jim Watson
Jenderal Abdel-Fattah el-Sissi

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO-- Panglima militer Mesir Jenderal Abdel Fatah al-Sisi memberikan sinyal, pada Sabtu (11/1), untuk menjadi presiden. Hal ini memutar balik waktu pada masa dimana pemerintahan dipimpin orang-orang dari militer.

Sisi, merupakan orang dibalik penggulinggan pemimpin pertama Mesir terpilih Muhammad Mursi Juli lalu. Ia diperkirakan mengincar posisi tertinggi di negara tersebut, tapi belum mengumumkan rencananya untuk maju.

"Jika saya menjalankan maka harus atas permintaan dari rakyat dan dengan mandat dari tentara saya. Kami bekerja dalam demokrasi," katanya berbicara dalam sebuah seminar militer di Kairo.

Setelah tentara menggulingkan Mursi, mereka telah menunjuk presiden sementara. Kemudian menguraikan jalan untuk transisi demokrasi.

Refrendum menandai pertama kalinya Mesir mengadakan pemilihan sejak penggulingan Mursi.

Ini dipandang sebagai suara publik dalam roadmap dan Sisi seperti berada dalam bagian itu.

Kantor berita MENA mengutip, Sisi mendesak Mesir untuk memilih karena selama ini Mesir telah memikul tanggung jawab nasional. Refrendum konstitusi dilakukan dalam rangka memperbaiki jalan demokrasi dan membangun negara demokratis yang modern.

Ada sedikit keraguan populer, bahwa Sisi akan memenangkan pemilihan presiden. Ia dipandang sebagai orang kuat yang mampu membawa stabilitas ke Mesir, setelah lebih dari tiga tahun bergejolak.

Sisi memiliki 'paduan suara' yang didedikasikan untuknya dan wajahnya kerap muncul di poster-poster di jalanan Mesir.Sementara Sisi menikmati dukungan luas dari Mesir, yang senang melihat diakhirinya kekuasaan Islam.

Ia dicerca oleh pendukung Mursi yang melihatnya sebagai dalang kudeta militer berdarah di negara tersebut.

Pencalonan Sisi lebih jauh, akan memperdalam perpecahan antara banyak orang Mesir yang percaya tangan kuat diperlukan untuk mengarahkan Mesir melalui krisis. Islamis juga menangung beban dari tindakan keras pemerintah pada perbedaan pendapat.

Pasukan keamanan telah melancarkan operasi besar-besaran terhadap Ikhwanul Muslimin. Mereka menangkapi para pemimpin dan memaksa organisasi tersebut menjadi gerakan bawah tanah.

Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar pan-Arab Al Hayat, Sabtu, ketua majelis konsitusi Amr Moussa mengatakan, ia berharap Sisi mencalonkan diri sebagai presiden. Ini menanggapi banyak permintaan yang meminta Sisi menjadi presiden.

"Kita harus mematuhi pendapat umum yang menginginkan pria itu, tak ada jalan keluar. Orang-orang mengatakan mereka menginginkan Sisi dan kita harus tunduk pada hal itu," ujar Moussa.

Tak hanya Sisi yang disebut-sebut akan maju dalam pencalonan presiden. Pendiri Mesir Populer dan politisi oposisi terkemuka Hamdeen Sabahi juga dinyatakan sebagai calon presiden potensial.

Tapi Sabahi menjelaskan bahwa pencalonnya akan tergantung pada kandidat lain dan program-program mereka, termasuk Sisi.

Dalam sebuah wawancara dengan MBC Masr pada Sabtu, Sabahi mengisyaratkan kesiapannya untuk mendukung setiap calon presiden lain. Hal ini jika calon ini memiliki program yang menyadari, tujuan Revolusi 2011. Sabahi mengatakan, ia tak memiliki pembenaran untuk bersaing dengan calon yang mengadopsi tujuan revolusi.

Dalam pemilihan Presiden tahun 2012, Sabahi menuduki peringkat ketiga. Di urutan pertama Mursi dan kedua Perdana Menteri era Mubarak, Ahmed Shafiq.

Mesir rencananya akan memberikan suara mereka pada Selasa dan Rabu depan dalam penyelenggaraan refrendum konsitusi. Setelahnya mereka akan mengadakan pemilihan presiden dan parlemen. Namun belum diputuskan mana yang lebih dulu diselenggarakan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement