Selasa 14 Jan 2014 00:02 WIB

Pemakamannya Sepi, Bukti Bangsa-Bangsa Dunia Lupakan Sharon

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Julkifli Marbun
 Tiga tentara berdiri di pinggir makam Ariel Sharon dalam prosesi penguburan mantan perdana menteri Israel itu di samping makam Istrinya, di Gunung Negev, dekat perbatasan Gaza pada Senin (13/1/2014)
Foto: AP PHOTO
Tiga tentara berdiri di pinggir makam Ariel Sharon dalam prosesi penguburan mantan perdana menteri Israel itu di samping makam Istrinya, di Gunung Negev, dekat perbatasan Gaza pada Senin (13/1/2014)

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV — Jasad mantan Perdana Menteri Israel, Ariel Sharon, akhirnya dimakamkan di samping kuburan istrinya di Gurun Negev, Senin (13/1). Namun, ternyata tak banyak pemimpin dunia yang menghadiri pemakaman yang dilangsungkan secara militer itu. Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan, pejabat yang datang menyaksikan prosesi penguburan Sharon hanya dari 21 negara.

“Terutama dari Eropa. Tetapi tidak ada satu pun delegasi dari Timur Tengah, Afrika, atau pun Amerika Latin yang masuk dalam daftar tamu,” kata pernyataan Kemenlu Israel, seperti dilansir World Bulletin, Senin (13/1).

Sharon meninggal pada usia 85 pada Sabtu (11/1) lalu, setelah menghabiskan delapan tahun terakhir sisa hidupnya dalam kondisi koma akibat stroke yang dideritanya.Bagi ratusan jutaan penduduk di dunia, terutama di Arab, Sharon adalah seorang ‘pembunuh massal’.

Ia juga menjadi penyebab meletusnya perlawanan rakyat Palestina yang dikenal dengan Intifada II pada 2000, setelah kunjungannya yang provokatif ke Masjid Al Aqsa , tempat paling suci ketiga dalam Islam.

Berbeda dengan Sharon, lebih dari 70 pemimpin dunia terbang ke Afrika Selatan untuk menghadiri pemakaman Nelson Mandela di Johannesburg, beberapa waktu lalu.

Mulai dari Presiden AS Barack Obama, Pemimpin Kuba Raul Castro, Presiden Zimbabwe Robert Mugabe, PM Inggris David Cameron, hingga Pemimpin Iran Hassan Rouhani.“Sepinya pamakaman Ariel Sharon ini menunjukkan, bangsa-bangsa di dunia memang melupakan lelaki yang mendapat julukan ‘The Butcher of Beirut’ ini,” tulis World Bulletin lagi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement