REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Partai Golkar menempati urutan tiga besar dibawah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat terkait pemberitaan media dengan tone negatif. Hasil ini berdasarkan hasil survei dan riset Pol-Tracking Institute sepanjang 2013.
Golkar berada posisi ketiga dengan tone pemberitaan negatif di media sebesar 19,1 persen. Posisi pertama ditempati PKS (23,87 persen) dan menyusul Partai Demokrat (20,53 persen).
Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan DPP Partai Golkar Indra J Piliang mengatakan, partai harus mawas diri dengan temuan ini di mana pemberitaan media berpengaruh terhadap pilihan publik. "Ada partai sadar dan tidak sadar. Partai saya termasuk tidak sadar soal ini," kata dia, dalam jumpa pers Pol-Tracking, di Jakarta, Selasa (14/1).
Indra mengatakan, sudah menyampaikan persoalan ini pada rapat pleno DPP Partai Golkar. Namun, ia mengatakan, masalah itu belum mendapat perhatian serius. Padahal, ia mengakui, selama ini pemberitaan terhadap partai berlambang Pohon Beringin itu banyak tone negatif. "Golkar dalam hal pemberitaan diakui banyak negatif dan lebih bersifat defensif," kata dia.
Berdasarkan hasil riset Pol-Tracking, sepanjang 2013 kasus hukum paling menonjol menjadi sorotan media terkait Golkar. Pemberitaanya paling tinggi pada September ketika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar dan politisi Golkar Chairunnisa. Pada Desember, persoalan kasus korupsi juga kembali menerpa Golkar setelah Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah terjerat kasus dugaan korupsi pengurusan sengketa Pemilukada Lebak.