REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pelaksana Rekayasa Cuaca Badan Pengkajian dan Penerapat Teknologi (BPPT), Tri Handoko Seto, menyatakan, pihaknya akan menerapkan metode kompetisi dan jumping process untuk tanggulangi banjir Jakarta.
"Metode Kompetisi akan dilakukan bergantian dengan metode jumping process. Kami menggunakan pesawat dan helikopter untuk menjatuhkan garam dapur (NaCl) di awan yang menjadi target sehingga tidak terjadi banjir," ujar Tri Sutoko sambil menunjuk presentasi di 'widescreen' .
Dengan banyaknya awan yang mengandung titik-titik 'barikasi', maka akan terjadi kompetisi uap air sehingga awan tidak tumbuh," jelas Tri Sutoko dalam jumpa pers di Gedung Suma II, Lapangan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Menurutnya, tim TMC juga meniru alam dengan membuat sejumlah peralatan seperti ground partikel generator, corn flare dan ground based generator (GBG). Peralatan Ini dipasang tim TMC di 24 tempat di Jakarta, seperti di Puncak, Pondok Gede dan 20 tempat lainnya.
Pada pagi hari, kami menggunakan metode kompetisi dengan menghidupkan ground partikel generator, ground based generator dan corn flare. Sedangkan pada siang hari, kami melakukan metode jumping process, lanjut Tri Sutoko dengan nada serius pada Slasa siang (14/1).