REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Demonstran yang berusaha untuk melumpuhkan pemerintahan di Bangkok dilempari sebuah bom pada Jumat (17/1). Bom tersebut melukai 36 orang demonstran. Ketegangan pun meningkat akibat adanya bom tersebut.
Pemimpin demonstran, Suthep Thaugsuban, menyalahkan pemerintah atas serangan tersebut. "Ini tindakan pemerintah," ujar Suthep ketika berdemo di Taman Lumpini seperti dilansir Reuters.
Ia mengaku bom tersebut tidak akan menyurutkan niat demostran. Mereka akan tetap melumpuhkan pemerintahan.
Polisi mengatakan bom tersebut dilemparkan ke para demonstran di sekitar Universitas Chulalongkorn. Pelaku belum diketahui. Jenis bom pun masih tanda tanya karena demonstran melarang forensik memasuki area tersebut.
Pengamat Universitas Ramkamhaeng di Bangkok, Boonyakiat Karavekphan mengatakan, insiden tersebut akan meningkatkan ketegangan antara demonstan dan grup yang mereka anggap sebagai musuh, seperti polisi. Peluang bagi demostran untuk menyerang polisi meningkat agar militer melakukan reaksi dan intervensi militer segera dilakukan.
Sementara itu, Pusat Medis Erawan mengatakan 36 orang terluka. Sebuah rumah sakit mengaku telah menerima 12 orang yang terluka. Satu di antaranya mengalami luka-luka serius.
Suthep dan pengikutnya telah mengancam menahan dan menggulingkan PM Yingluck Shinawatra dari kekuasaan. Demonstran menuduhnya telah melakukan korupsi.
Keamanan untuk perdana menteri sementara itu telah ditingkatkan di Kantor Wakil Menteri Pertahanan di daerah Muangtong Thani di mana dia mengadakan pertemuan dengan para pejabat tinggi pemerintah yang bertanggung jawab atas keamanan pada Jumat.