REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Banjir yang melanda jalur utama pantura Indramayu dan jalur pantura tengah Indramayu sejak empat hari terakhir, masih belum surut, Selasa (21/1). Kondisi itupun berdampak pada naiknya harga sayuran di pasar tradisional.
Berdasarkan pantauan di Pasar Baru Indramayu, kenaikan harga itu terjadi pada hampir semua jenis sayuran. Di antaranya tomat dari Rp 4 ribu per kg menjadi Rp 8 ribu per kg, kentang dari Rp 8 ribu per kg menjadi Rp 10 per kg.
Selain itu, wortel dari Rp 10 ribu per kg menjadi Rp 12 ribu per kg, cabe rawit dari Rp 16 ribu per kg menjadi Rp 24 ribu per kg. Ditambah lagi, kol dari Rp 3 ribu per kg menjadi Rp 5 ribu, timun dari Rp 4 ribu per kg menjadi Rp 5 ribu per kg.
''Kenaikan harga ini terjadi sejak banjir beberapa hari lalu,'' ujar seorang pedagang sayuran di Pasar Baru Indramayu, Toto. Dia mengatakan, kenaikan harga sudah terjadi sejak beberapa hari lalu. Dia menjelaskan, kenaikan harga sudah terjadi dari tingkat pengepul.
Selain naik, lanjut Toto, sejumlah jenis sayuran juga terhenti pasokannya. Di antaranya tomat, jagung muda, kembang kol dan sawi. ''Katanya mobil pengantar sayuran itu terjebak banjir di jalur pantura,'' terang Toto. Dia menyebutkan, pasokan sayuran diperolehnya dari Bandung dan Cirebon.
Hal senada diungkapkan pedagang lainnya, Ratna. Dia menjelaskan, tak hanya membuat barang mengalami kenaikan harga, namun juga stoknya kosong. ''Sudah tiga hari ini telur ayam dari pengepul kosong, tidak bisa kirim karena jalannya terendam banjir,'' ujar Ratna.
Ratna berharap, banjir yang menggenangi jalan raya segera surut. Pasalnya, kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok membuat pembeli berkurang.