REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bencana banjir yang melanda Kabupaten Subang pada 2014 ini memberikan dampak yang luas pada masyarakat. Menurut Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar, banjir di Pantura ini terbesar di Jabar.
Banjir di Kabupaten Subang kali ini, yang terparah sejak 2006 lalu. Sedikitnya, 192.000 mengungsi akibat bencana yang menerjang 13 kecamatan di Subang. ''Penanganan banjir yang paling utama, selamatkan manusianya dulu,'' ujar Deddy kepada wartawan, Rabu (22/1).
Penanganan selajutnya, menurut Deddy, menyiapkan berbagai peralatan untuk evakuasi. Karena, ada masyarakat yang tak mau pergi. Jadi, saat banjir kembali naik mereka jadi terisolir. Penanganan selanjutnya, tempat pengungsian harus disiapkan.
''Keempat ketersediaan logistik. Kelima monitornya, kondisi di lapangan harus dipantau,'' katanya.Deddy mengatakan, masalah logistik bisa menjadi sumber keributan. Kalau penanganan korban sudah diselesaikan, baru setelah itu semua harus duduk bareng untuk mencari penyebabnya apa.
''Jadi jangan dulu diributin, saling menyalahkan,'' katanya.
Menurut Deddy, jumlah pengungsi yang terdata di Subang dan Indramayu, setiap desa jumlahnya mencapai ribuan orang. Yang dibutuhkan pengungsi saat ini, adalah pakaian, selimut, perlengkapan bayi, dan obat-obatan. Kalau bahan makanan, sudah mencukupi.
''Pokoknya, selamatkan manusianya. Selanjutnya Instrospeksi, apa kita bagian dari kerusakan itu. Jangan saling menyalahkan, jangan saling tuding. Menyalahakan gak akan berakibat lebih baik,'' katanya.