REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendaratan darurat Helikopter TNI AD tipe Bell 412 bukan dikarenakan kelebihan muatan (overload). Berdasarkan laporan, pilot tidak berani spekulasi untuk terus terbang karena cuaca buruk.
"Kapasitas muatan orang maksimal 14 orang, sedangkan di dalam itu hanya ada heli 10 orang," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen TNI Andika Perkasa saat dihubungi Republika, Kamis (23/1).
Menurut dia, muatan keseluruhan mencapai 642 kilogram. Beban tersebut dianggap tidak melebihi kapasitas yang ditentukan.
Dia menambahkan, baru mendapat informasi mengenai heli tersebut pukul 07.00 WITA. Sebab, pendaratan yang dilakukan, berada di lokasi yang sulit dari jangkauan komunikasi. Kabar itu pun diperoleh dari prajurit TNI di desa/kelurahan yang melakukan pencarian.
"Jadi seluruh anggota TNI pada jaringan teretorial mulai dari tingkat koramil hingga babinsa melacak informasi di daerah yang diduga menjadi rute terbang heli tersebut," ujar dia.
Pendaratan dilakukan di lapangan dekat desa masyarakat di Long Sulit, Kecamatan Mentarang, Malinau, Kalimantan Timur (Kaltim). Menurut Andika, seluruh penumpang dan awak heli dalam keadaan selamat, dan siap melanjutkan perjalanan.
Sebelumnya, dilaporkan sebuah helikopter milik TNI Angkatan Darat dinyatakan hilang di Tarakan, Kalimantan Utara Rabu (22/1) siang. Menurut TNI, helikopter jenis Bell 412 dengan nomor registrasi 5166 itu kehilangan kontak pada pukul 13.25 WITA.