Kamis 23 Jan 2014 16:14 WIB

Pendongeng Anak di Posko Bencana

Kak Resha sedang mendongeng
Foto: Republika
Kak Resha sedang mendongeng

REPUBLIKA.CO.ID, Tangan-tangan mungil itu beradu menggosok-gosokkan sepasang telapaknya. Lantas, telapak kanan pindah menggosok kawannya, telapak kiri bagian luar. Mereka melakukannya dengan bergantian.  Diiringi Lagu bernada 'Selamat Ulang Tahun', instruksi Kak Resha dilakukan dengan ceria. 

Seringkali, Kak Resha mempercepat waktu simulasi cuci tangan  itu dari biasanya. Kalau sudah begitu, belasan bocah pengungsi yang menonton aksi Kak Resha pun melakukan kesalahan. Cekikik tawa muncul dengan spontan.

Di Majelis Taklim Al Irfan, Jalan Raya Condet, RT 02/01 Balekambang, Jakarta Timur, Resha Rashtrapatiji sedang menghibur anak-anak korban kebanjiran. Pendongeng dari Klab Cekatan tersebut sudah lima hari ini berkeliling ke posko-posko pengungsi.

Kak Resha mendongeng di posko pengungsi di Tangerang, Karet, Petamburan, Pasar Minggu, hingga ke Condet Balekambang. Pria berambut gondrong ini mengumpulkan para bocah yang terkena musibah. Menghibur mereka dengan dongeng macam-macam tema.

"Kalau saat banjir, memang temanya biasanya lebih ke tips untuk kebersihan. Karena di posko pengungsi anak-anak rawan sakit,"ujar Resha saat berbincang dengan RoL, Kamis (23/1).

Saat mendongeng, Kak Resha tidak sendirian. Biasanya, dia membawa salah satu dari 250 koleksi boneka yang dimilikinya. Kali ini, Kak Resha membawa Otan. Boneka mirip Orang Utan yang berkaki-tangan panjang. 

Otan pun sering menjadi media Kak Resha untuk akrab dengan para bocah. Dengan jahil, Kak Resha mengagetkan beberapa bocah yang penasaran dengan boneka cokelat itu. Tak jarang, beberapa terbirit-birit karena dijahili Otan. 

Selain menggunakan boneka, Kak Resha mengaku memilih tempat tertutup untuk mendongeng, seperti di tenda atau kelas. Dia mengungkapkan, tempat yang tak terbuka akan membuat pesan dongengnya lebih tersampaikan. 

Sudah sejak 2002 lalu Kak Resha memutuskan untuk mendongeng. Hanya, baru pada 2009 aktivis Komunitas Ciliwung ini menjadi seorang profesional sebagai penyampai hikayat. Dia merasa mendongeng dilakukan dengan alasan untuk mencari kesenangan. "Memang egois ya, saya mendongeng supaya senang,"jelasnya. 

Sehari-hari, Kak Resha akan memenuhi panggilan acara ulang tahun, hingga mendongeng di sekolah-sekolah. Baginya, prospek bisnis jasa mendongeng masih terbuka. "Saya memang cowok panggilan."

Hanya, saat musim bencana seperti ini, status 'Cowok Panggilan' Kak Resha akan beralih menjadi 'Cowok Gratisan'. Demi mencari kesenangan dan menyenangkan bocah-bocah korban kebanjiran.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement