REPUBLIKA.CO.ID, KOTABARU -- Pendapatan petani plasma kelapa sawit di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, periode Januari rata-rata Rp1,9 juta-Rp4,3 juta per hektare.
Anggota Badan Pengawas Koperasi Unit Desa (KUD) Gajah Mada, Kelumpang Hilir, Kamis, mengatakan, pendapatan hasil plasma periode Januari naik dibandingkan Desember 2013.
Pendapatan plasma untuk daerah Blok C Rp2,3 juta per ha, Nlok B Rp2,2 juta per ha, SP II Rp1,9 juta per ha, serta Cantung dan Blok E masing-masing Rp3 juta per ha.
Sei Kupang Rp4,2 juta per ha, Sangking Baru Rp4,2 juta per ha, Sungai Nipah Rp4,3 juta per ha, Pantai Baru Rp4 juta per ha, Bumi Asih Rp4 juta per ha, Pembelacanan Rp4,2 juta per ha, Blok D Rp2,1 juta per ha, dan Pulau Panci Rp2,1 juta per ha.
Sedangkan periode sebelumnya, pendapatan kebun kelapa sawit milik warga di tiga kecamatan yang dikelola KUD Gajah Mada tertinggi sekitar Rp4,1 juta per ha.
Naiknya pendapatan plasma yang diterima petani plasma di Kecamatan Kelumpang Selatan, Kelumpang Hilir dan kelumpang Hulu disebabkan beberapa faktor.
Di antaranya, hasil panen tandan buah segara (TBS), dan harga TBS yang diperoleh juga naik dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Seorang petani plasma sawit H Khamim, mengaku bersyukur hasil pendapatan plasma terus meningkat dalam beberapa periode terakhir.
Syukurlah, kata dia, hasil plasma bisa digunakan untuk membayar biaya pendidikan anaknya di salah satu perguruan tinggi bidang kesehatan di Banjarbaru dan biaya sekolah anaknya yang masih duduk di bangku SMA.
Hal yang sama juga disampaikan H Rachmad, hasil plasma kebun kelapa sawit akan digunakan untuk membayar biaya pendidikan anaknya di fakultas kedokteran anaknya Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) di Banjarmasin.