REPUBLIKA.CO.ID, La Paz -- Presiden Bolivia Evo Morales mengumumkan rencana negaranya untuk membangun reaktor nuklir pertama di Bolivia pada Rabu (22/1). Morales mengatakan, pengembangan teknologi nuklir untuk tujuan damai tengah menjadi prioritas bagi negara Amerika Latin itu.
Berbicara di hadapan anggota Kongres Bolivia, Morales mengatakan Iran, Prancis, dan Argentina telah menyatakan dengan sukarela akan membantu pengembangan proyek. Sampai saat ini hanya tiga negara di Amerika Latin yang telah berhasil mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir.
Brazil, Argentina dan Meksiko telah memulai program nuklir mereka sejak 1970, di bawah Perjanjian Tlateloco tahun 1967. Perjanjian itu melarang penggunaan senjata dan energi nuklir untuk perang. "Bolivia tak bisa terus dikecualikan dari teknologi milik semua umat manusia ini," ujar Morales di La Paz seperti dikutip dari BBC News, Kamis (23/1).
Morales menambahkan pemerintahnya telah memutuskan membuat sebuah komisi energi tingkat tinggi khusus untuk menangani program nuklir ini. Ia menyatakan, program nuklir akan menjadi prioritas Bolivia. Morales yakin, negaranya memiliki bahan baku yang diperlukan untuk menyukseskan program nuklir. Menurutnya tenaga nuklir tepat untuk semua rakyat Bolivia.
"Energi nuklir bukan merupakan hak istimewa bagi negara-negara maju," ujar Morales dilansir dari Internasional Business Times. Ia juga menambahkan Bolivia bukan negara yang suka berperang, sehingga energi nuklir digunakan untuk tujuan damai.
Bulan lalu, Bolivia baru saja merayakan keberhasilan mereka meluncurkan satelit telekomunikasi pertamanya di alun-alun La Paz. Morales mengatakan, peluncuran dilakukan untuk mengakhiri ketergantungan Bolivia pada kekuatan asing dalam hal komunikasi di negaranya.
Presiden berusia 54 tahun itu juga disebut-sebut telah menjalankan sejumlah proyek infrastruktur besar termasuk mengembangkan sistem kereta api yang menghubungkan negara Andean dengan Peru di Pasifik, dan Brazil di Atlantik. Ia juga mengatakan, ingin membuat kemajuan pada teknologi pembangkit listrik tenaga air dan panas. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menjadikan Bolivia pemasok energi bagi negara tetangganya dalam jumlah lebih besar.