REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah bencana yang melanda negeri kita tercinta, Indonesia kembali diuji Tuhan dengan dipanggilnya salah satu ulama kharismatiknya, yaitu KH Dr Muhammad Ahmad Sahal Mahfudz.
Ketua Umum Ikatan Sarjana NU Ali Masykur Musa menyatakan almarhum yang lazim disapa Mbah Sahal tersebut adalah fuqoha (ahli ilmu Fiqih) modern. Ada dua kitab karya beliau yang selalu menjadi rujukan umat untuk memperkaya khasanah Islam, yaitu Fiqih Siyasah (politik) dan Fiqih Lingkungan.
“Mbah Sahal adalah sosok yang sangat alim. Indonesia kehilangan ahli Fiqih terbaiknya. Dengan buku yang menjadi karya beliau itu hukum Islam mampu menjawab berbagai tantangan zaman,” ungkap Cak Ali, dalam siaran persnya, Jumat (24/1)
Cak Ali melanjutkan, bahwa Mbah Sahal yang juga mengemban amanah sebagai Ketua MUI selama tiga periode ini adalah tokoh yang sangat disegani, bukan hanya karena ilmu, tetapi juga akhlaknya. Dalam berorganisasi, almarhum adalah sosok sangat taat pada aturan organisasi yang ada, sehingga pengambilan keputusan selalu menunggu pendapat beliau.
“Secara pribadi saya sangat kagum dan hormat pada almarhum Mbah Sahal. Banyak sikap politik saya yang dipengaruhi oleh pandangan Beliau. Saya sangat terkesan saat menjadi Ketum ISNU saya dilantik langsung oleh Beliau, yang mana tidak biasa dilakukan sebelumnya,” terangnya.
KH Sahal Mahfudz wafat pada Jum’at, (24/1) dini hari pukul 01.05 WIB di kediamannya, kompleks Pondok Pesantren Maslakul Huda Kajen Pati Jawa Tengah. Selain karena sudah sepuh, Mbah Sahal meninggal karena penyakit yang dideritanya selama beberapa bulan terakhir dan mendapat perawatan intensif. Rencananya almarhum akan dimakamkan pagi ini pukul 09.00 di Pati.