Jumat 24 Jan 2014 13:58 WIB

Dalam Sepekan, Tiga Bocah Tewas karena DBD

Rep: Edi Setyoko/ Red: A.Syalaby Ichsan
Nyamuk Aides Aigepty
Foto: ketiksaja.com
Nyamuk Aides Aigepty

REPUBLIKA.CO.ID, SRAGEN -- Deam Berdarah Dengue (DBD) mulai mengganas dalam musim hujan ini. Dalam sepekan terakhir, dampak gigitan nyamuk aedes agypti telah merenggut tiga nyawa bocah di Kabupaten Sragen.

 Serangan wabah DBD belakangan merenggut nyawa Kresna Rensi Prasetyo (7), bocah asal Kampung Pecing RT 2, RW XIV, Sragen Tengah, Kabupaten Sragen. Kresna meninggal tiga hari lalu, setelah mengalami demam tinggi dan kejang-kejang. Diagnosa dokter rumah sakit menyatakan, bocah malang itu meninggal karena terserang DBD.

Menurut penuturan orang tua, ketika awal sakit panas Kresna dibawa ke Puskesmas. Hasil pengobatan kondisi panasnya tak kunjung turun. Karena kondisinya semakin memburuk dan ditambah kejang-kejang, korban selanjutnya dilarikan ke RSIA Sarila Husada Sragen.

Dari sana, lalu dirujuk ke RSUD dr Moewardi Solo. Baru beberapa saat dirawat, bocah itu akhirnya meninggal dunia.

Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, Retno Dwi Kawurjan, mengatakan berdasarkan laporan riwayat sakit, Kresna diketahui mengeluh sakit demam, nyeri, dan kejang-kejang. ''Ini jelas indikasi sakit DBD,'' katanya, Jum'at (24/1). 

Mengetahui kondisi demikian, DKK memerintahkan petugas untuk melakukan fogging rumah Kresna dan seluruh rumah warga Kampung Pecing sekitarnya. Tindak pengasapan dilakukan, kata Retno, utuk melokalisir agar serangan DBD tak meluas. Soalnya, sepeninggal Kresna, terdapat warga yang terkena demam lagi.

Kasus DBD juga dilaporkan menyerang beberapa warga Sambiduwur RT 24, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen. Korban bernama Sri Lestari (8) juga dikabarkan meninggal dunia akibat terkena serangan demam.

 Nasib sama, dialami Muhammad Shoyib (9), warga Dukuh Tewmpel, Desa Nogosari, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, juga dilaporkan meninggal setelah mengalami demam tinggi. Kendati belum ada diagnosis dokter rumah sakit, pihak keluarga meyakini kalau Syoyib terkena DBD.

 Kepala Puskesmas Sumberlawang, Siti Muntofiah, sudah mengambil langkah kegiatan fogging terhadap lebih dari 50 kepala keluarga (KK) di RT 3 dan 4, Dukuh Sendang Palang, Ngargotirto. Fogging dilakukan menyusul kematian Qodri Mutmainah alias Ina (9).

Menurut Siti, keyakinan warga meninggal akibat DBD diperkuat hasil Penelitian Epidemologis (PE) yang terdapat positif jentik didaerah tersebut. Namun, untuk wilayah Dukuh Tempel, Ngargosari belum dilakukan fogging, karena menurut rencana baru akan dilakukan PE belakangan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement