REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Musim dingin 2014 mendorong harga gas alam meningkat. Gas alam dipakai untuk kebutuhan panas dan listrik.
Harga di pasar berjangka Amerika Serikat naik ke level tertinggi dalam tiga setengah tahun, yaitu melonjak 5,18 dolar AS per 1.000 kaki kubik, Jumat (24/1) waktu setempat. Harga gas alam naik 29 persen dalam dua pekan dan 50 persen lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
"Kami mencatat rekor permintaan," kata analis energi Stephen Schork, seperti dilansir laman AP, Sabtu (25/1). Perusahaan minyak dan gas (migas) terpaksa mengeluarkan stok mereka.
Schork menilai permintaan yang tinggi sangatlah membahayakan. Pasalnya, produksi jangka pendek perusahaan migas terancam, sementara permintaan justru meningkat.
Pelanggan listrik dan gas alam tampaknya akan menghadapi kenaikan tarif dalam beberapa bulan mendatang. Pelanggan akan menderita kenaikan tajam karena tingginya konsumsi listrik dan gas alam.
Gas alam dipakai setengah masyarakat di Amerika Serikat untuk pemanas. Sehingga, keberadaan gas alam sangat penting bagi masyarakat AS. Bahan bakar kedua adalah listrik. Dan pembangkit listrik di AS lebih banyak menggunakan gas alam daripada batubara.
Harga diperkirakan bakal kembali turun jika cuaca menjadi lebih hangat. Perusahaan migas AS tidak dapat beroperasi penuh karena cuaca ekstrim. Sumur tidak dirancang untuk cuaca yang membekukan. "Kini ancaman terhadap produksi berasal dari tingginya permintaan," ujar Schork.
Utilitas listrik selama beberapa tahun sudah berpindah ke gas alam yang biayanya lebih murah untuk pembangkit listrik. Sayangnya, pipa jaringan dibangun tidak cukup banyak untuk memberikan semua gas pada saat permintaan tinggi.