REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK – Pemerintah Thailand mengultimatum para pemimpin demonstrasi apabila mereka tidak menyerahkan gedung-gedung yang diduduki para demonstrans serta menghentikan aksi mereka maka mereka akan ditahan.
Dikutip dari Reuters, para pemimpin unjuk rasa itu diancam akan ditahan. Sementara itu, sekitar500 orang pengunjuk rasa anti pemerintah berkumpul di luar kompleks kemiliteran di Ibu Kota Thailand dimana Perdana Menteri Yingluck Shinawatra tengah mengadakan pertemuan kabinet.
“Rakyat ingin berbicara dengan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra karena katanya dia adalah perdana menterinya rakyat. Tetapi kami ingin perdana menteri mendengarkan kami, mendengarkan cerita kami,” kata pemimpin protes, Puttipong Punnakun.
Hingga saat ini, belum dilaporkan adanya tindakan kekerasan atau tanda-tanda pasukan keamanan membubarkan para demonstran.
Sementara itu, pemimpin protes Suthep Thaugsuban mengatakan pendukungnya akan menutup lembaga pemerintahan untuk mengawasi status darurat dalam waktu 24 jam. Sedangkan dilansir dariAFP, pemerintah Thailand bersikukuh untuk tetap menyelenggarakan pemilu pada minggu ini.
Menurut wakil perdana menteri, pemilu akan tetap diselenggarakan meskipun oposisi pemerintah tetap akan mengganggu pemilu untuk menggulingkan pemerintahan. Yingluck direncanakanakan bertemu anggota KPU pada Selasa untuk membahas rencananya terkait pemilu dini pada 2 Februari mendatang.