REPUBLIKA.CO.ID, JUBA -- Akibat adanya perang saudara di Sudan Selatan, banyak penduduk yang mengalami kelaparan. PBB memperkirakan sekitar 3.7 juta rakyat membutuhkan bantuan makanan.
Koordinator kemanusiaan PBB di Sudan Selatan, Toby Lanzer, mengatakan untuk mengatasi krisis tersebut dibutuhkan dana sebesar 1.3 miliar dolar AS.
Kekerasan terjadi di Sudan Selatan sejak 15 Desember antar dua faksi politik. Akibatnya, ribuan orang telah tewas dan sekitar 860 ribu orang harus kehilangan tempat tinggal.
Lanzer menjelaskan jumlah penduduk yang kelaparan merupakan sepertiga dari jumlah populasi di Sudan Selatan. Tambahnya, sekitar 740 ribu warga dari 863 warga yang kehilangan tempat tinggalnya masih berada di Sudan Selatan. Sementara lainnya pergi ke negara tetangga.
Selain itu, Lanzer juga mengatakan kekerasan itu juga mempengaruhi perekonomian negara. "Mayoritas pasar telah terganggu akibat adanya perang saudara sehingga masyarakatnya tinggal dalam kekerasan. Orang-orang tidak dapat bergerak bebas," katanya seperti dilansir dari BBC.
Pada awal pekan ini, organisasi amal medis MSF, mengatakan sebanyak 240 staffnya yang berada di Sudan Selatan terpaksa bersembunyi diantara semak-semak karena alasan keamanan.
MSF menambahkan para stafnya bersama dengan ribuan penduduk lainnya tengah berusaha melarikan diri dari pertempuran antara aparat keamanan pemerintah dan para pemberontak.
Pertempuran yang terjadi melibatkan kubu pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Salva Kiir dan mantan wakilnya Riek Machar. Kedua belah pihak pun juga telah melakukan gencatan senjata, namun pertempuran masih berlanjut di beberapa daerah.