Senin 03 Feb 2014 15:48 WIB

Gelombang Tinggi, Nelayan Indramayu Diimbau Waspada

Rep: Lilis Handayani/ Red: Karta Raharja Ucu
Gelombang (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Andika Wahyu
Gelombang (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Gelombang tinggi dan cuaca buruk masih terjadi di perairan Indramayu, Jawa Barat. Badan Meteorologi, Geofisika dan Klimatologi (BMKG) Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, mengimbau nelayan untuk tetap waspada.

"Diperkirakan dua sampai tiga hari kedepan gelombang tinggi masih harus diwaspadai," ujar Forecaster BMKG Stasiun Jatiwangi, Ahmad Faa Izyn,'' kepada ROL, Senin (3/2).

Ahmad menjelaskan, gelombang tinggi yang dipicu angin kencang telah melanda perairan Indramayu sejak akhir 2013 lalu. Saat itu, ketinggian gelombang bisa mencapai hingga lima meter.

"Untuk hari ini (Senin, 3/2), ketinggian gelombang terpantau dua sampai empat meter," terang Ahmad.

Dikatakannya, para nelayan, terutama nelayan tradisional, diharap untuk tetap waspada. Jika memang angin bertiup kencang, sebaiknya tidak memaksakan diri untuk pergi melaut.

Ketua Serikat Nelayan Tradisional (SNT), Kajidin, mengungkapkan, gelombang tinggi dan cuaca buruk yang dikenal dengan istilah 'baratan', telah membuat ribuan nelayan tradisional di Kabupaten Indramayu, mengalami masa paceklik. Pasalnya, nelayan tidak dapat melaut karena takut terhempas gelombang.

"Karena tidak melaut, otomatis tidak bisa memperoleh penghasilan," kata Kajidin.

Seorang nelayan di Desa Singaraja, Kecamatan Indramayu, Waud, menuturkan, sudah tidak melaut lebih dari sebulan yang lalu. Dia mengaku khawatir kapalnya akan terhempas gelombang tinggi.

 

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Waud mengaku terpaksa berutang ke juragan kapal, warung makanan maupun sanak keluarganya. Dia mengatakan, baru dapat membayar hutang setelah nanti kembali melaut.

 

"Saya malu, utang sudah menumpuk. Saya berharap ada bantuan dari pemerintah," katanya mengakhiri.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement