REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Alat pendeteksi dan peringatan dini atau "Early Warning System" (EWS) untuk bencana tanah longsor yang dipasang di Dusun Tegir, Desa Padas, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, tidak berfungsi akibat minimnya perawatan.
Kasi Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Madiun, Heri Suyoko, Rabu (5/2), mengatakan minimnya perawatan tersebut karena kunci untuk mengecek kondisi alat dan bahan bakar dibawa oleh pihak Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pusat selaku pemilik alat.
"EWS itu punya Kementerian ESDM. Yang jadi masalah adalah kuncinya tidak diserahkan ke BPBD ataupun warga Dusun Tegir. Kunci dibawa oleh yang bersangkutan dan baru diserahkan BPBD jika ada bencana yang dianggap darurat," ujar Heri Suyoko kepada wartawan.
Selain minim perawatan, diduga tidak berfungsinya alat penting itu juga karena aki sebagai sumber daya alat tersebut mengalami kerusakan. Pihaknya juga menyayangkan hal tersebut, karena itu BPBD Kabupaten Madiun akan melakukan koordinasi dengan Kementerian ESDM guna membahas masalah tersebut.
Sebelumnya, EWS yang berada di depan rumah Sutikno (31) warga Desa Padas, dilaporkan sudah terpasang sejak satu tahun yang lalu. Namun, karena tidak adanya kunci, maka kondisi EWS itu tidak pernah dicek, sehingga alat tidak berfungsi setiap ada getaran tanah longsor.
Tujuan BPBD Kabupaten Madiun dan pihak terkait memasang alat deteksi dini adalah agar bencana tanah longsor tersebut diketahui sejak awal jika terjadi longsor. Rencananya, alat tersebut akan membunyikan sirinenya jika retakan tanah semakin meluas dan terjadi longsor.