REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Aksi pengeboman ikan oleh nelayan di perairan teluk Lampung, kian marak. Suara ledakan bom ikan di laut, selalu terdengar lantang untuk meraup ikan dengan jumlah besar, pada malam hari.
Penelusuran, Ahad (9/2), warga di kawasan pemukiman nelayan Kotakarang, Bandar Lampung, sudah tidak asing lagi bila nelayan kerap menggunakan bom untuk mengail ikan dalam jumlah besar dan mudah. Namun, penjualan bom-bom ikan di kawasan ini sangat tertutup sekali jaringannya.
Prayudi, nelayan Kotakarang, yang sedang memelihara jaring ikan di halaman rumahnya, mengaku tidak pernah menggunakan bom ikan karena takut ditangkap polisi. Ia masih menggunakan jaring saat melaut malam hari.
Ia tidak menyangkal kalau nelayan sering menggunakan bom ikan agar dapat ikannya mudah dan banyak. "Coba saja dengar malam-malam suara bom di laut itu selalu ada," katanya.
Direktorat Polisi Air Polda Lampung, kerap menangkap jaringan pembuat dan pengedar bom ikan di kawasan nelayan Kotakarang. Menurut Direktur Dirpolair Polda Lampung, Kombes Edion, pemasok bahan peledak tersebut sejenis detonator rakitan dengan daya ledak bisa tinggi.
Ia mengatakan berdasarkan informasi masyarakat, polisi melakukan penyamaran untuk mengungkap jaringan pemasok bahan peledak ikan yang dapat merusak ekosistem di laut. Polisi berhasil meringkus Hendri pada 1 Feberuari lalu.
Hendri dikenal pemasok bahan peledak ke nelayan Kotakarang. Ia juga sering menggunakan bom tersebut untuk mengambil ikan di kawasan Teluk Kiluan, Kabupaten Tanggamus, Lampung.
Dari tangan tersangka warga Desa Bangun Rejo, Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, polisi berhasil mengamankan 30 buah detonator, yang siap diedarkan ke nelayan.