REPUBLIKA.CO.ID, BNADUNG -- Nama Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad yang sebelumnya disebut-sebut masuk bursa bakal calon presiden Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dicoret karena dikhawatirkan akan menimbulkan pandangan negatif di masyarakat.
"Kalau beliau dicalonkan PPP, dikhawatirkan ada pandangan-pandangan negatif terhadap KPK seperti misalnya KPK terkontaminasi parpol," kata Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali, di Bandung, Ahad (9/2)
Tokoh lainnya yang sebelumnya masuk dalam bursa bacapres PPP dan kemudian dicoret adalah Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan Yenni Wahid. "Yenni belum bersedia dicalonkan karena masih berkonsentrasi untuk masalah keluarganya," katanya.
Nama Jenderal Moeldoko dicoret, menurut dia karena yang bersangkutan merupakan anggota TNI aktif yang dikhawatirkan menimbulkan efek politisasi terhadap TNI.
Mukernas II PPP akhirnya menyepakati enam tokoh eksternal partai yang dinilai pantas masuk bursa capres/cawapres yang diusung PPP. Mereka adalah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla, Bupati Kutai Timur Isran Noor.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie dan mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan Khofifah Indar Parawansa.
"Mukernas menilai keenam nama ini yang paling memadai dari segi rekam jejak dan mencuat kuat dalam forum Mukernas," kata Suryadharma.