REPUBLIKA.CO.ID, KABANJAHE— Pos kesehatan bencana Sinabung mengumumkan hasil rekap tiga bulan terakhir terkait pengungsi yang meninggal selama berada di penampungan. Total 40 pengungsi meninggal dunia karena penyakit yang diderita.
Dari catatan yang diterima Republika, keempat puluh orang ini meninggal dari kurun waktu bulan Desember 2013, hingga 11 Februari 2014. Diketahui, mereka meninggal akibat penyakit bawaan sejak sebelum mengungsi.
"Tapi sebelum wafat, para pengungsi ini sempat dirawat terlebih dulu di rumah sakit-rumah sakit terdekat," ujar Koordinator media center Sinabung, Jhonson Tarigan, Selasa (11/2).
Pos-pos pengungsian bencana Gunung Sinabung yang tersebar di 43 titik Kabupaten Karo dan Langkat, Sumatera Utara (Sumut) belum dilengkapi dengan sumber daya pendeteksi penyakit. Akibatnya, para pengungsi yang menderita sakit tidak sepenuhnya diketahui sejak dini.
Dokter khusus bencana dari Dokter Indonesia Bersatau (DIB) Tomi Hendrawan mengatakan sumber daya medis belum memadai di tiap pos. Ia mengatakan untuk mengetahui situasi di setiap pos pengungsian, tim medis baru akan mendapat data bila melakukan kunjungan pelayanan kesehatan.
Dari gelaran pengobatan gratis itu, baru diketahui apa yang diderita oleh para pengungsi. Imbas dari tidak adanya SDM yang melakuakn deteksi dini itu pun terlihat dari baru diketemukannya wabah cacar air dan campak di salahsatu pos pengungsian.
“Semalam kami temukan ada campak dan cacar air di pos gedung serba guna KNPI yang mendera beberapa anak, artinya ini ada wabah tapi tidak terdeteksi dari awal,” kata Tomi.