REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) mengimbau Polri tidak mempersulit polwan yang ingin berjilbab. Pemakaian jilbab saat bertugas maupun tidak dinilai sebagai panggilan hati nurani.
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU), KH As’ad Said Ali, mendukung penuh Polwan berjilbab. Pihaknya sudah berkali – kali menyatakan hal itu dalam berbagai kesempatan.
Namun sayangnya, Polwan tidak dapat segera berjilbab ketika berseragam, karena belum ada peraturan di internal Polri. “Ini persoalan birokrasi yang biasanya ribet,” imbuhnya, saat dihubungi, Rabu (12/2).