REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH – Ketua Tim Investigasi dan Advokasi Komite Penguatan Akidah dan Peningkatan Amalan Islam (KPA-PAI) Kota Banda Aceh Tgk Tarmizi M Daud mengatakan umat Islam khususnya di Aceh, masih menghadapi ancaman pedangkalan akidah.
"Umat Islam Aceh tidak boleh menganggap sudah berada pada titik aman dari ancaman pendangkalan akidah disebabkan tidak ada kasus baru yang muncul," katanya saat menjadi pemateri dalam pengajian rutin yang diselenggarakan Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) Aceh, Kamis (13/2).
Menurut Tarmizi, upaya-upaya pedangkalan akidah masih berlanjut di Aceh dengan cara yang sangat rahasia dan sistematis. Praktik pedangkalan akidah itu seperti "tanaman jalar", yakni terus melebarkan ruang geraknya dengan motif dan modus yang bervariasi.
Namun, kata dia, untuk menyikapi adanya pedangkalan akidah tidak boleh serta merta menuduh aliran yang berbeda dengan mengklaim sesat tapi perlu melakukan "tabayun".
Ancaman perusakan akidah umat Islam yang mesti diwaspadai, pertama melalui budaya. Artinya, kata dia, hidup di zaman modern ini tidak bisa lepas dari arus globalisasi. Dalam percaturan di tingkat global, semua budaya akan bersaing dan saling mendominasi.
Karenanya, jika tidak ada filter dan tameng yang kuat, masyarakat di pelosok pun akan terkena ekses globalisasi itu. Tarmizi mencontohkan, perusakan budaya anak-anak Muslim yang ditonton oleh di seluruh dunia adalah tayangan film kartun "Tom and Jerry".
Dalam serial itu, kata Tarmizi, kucing adalah binatang kesayangan Nabi selalu digambarkan jahat, oportunis dan penuh nafsu. Sementara tikus adalah hama yang meresahkan manusia malah personifikasi sebagai binatang yang mulia dan tertindas oleh si kucing yang bengis dan rakus.