REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membantah kabar berita yang beredar di berbagai media massa perihal jumlah korban tewas erupsi Gunung Kelud hingga tujuh orang dan adanya pengungsi hilang.
BNPB pun memastikan tidak ada pengungsi yang hilang dan hanya ada empat orang yang tewas akibat erupsi Gunung Kelud. BNPB telah melakukan cek ulang ke Kecamatan Ngantang, Kabupatem Malang, serta bertemu dengan Kepala Desa, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) di lapangan. "Hasilnya, informasi itu tidak benar karena ada beberapa korban yang dihitung dua kali dengan nama sebutan berbeda," kata Kepala Pusat Data Informasi (Pusdatin) dan Hubungan Masyarakat (Humas) BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, pada Sabtu (15/2) petang.
Hingga saat ini, kata Sutopo, jumlah korban erupsi Gunung Kelud ada 4 orang tewas. "Sejumlah 56.089 jiwa mengungsi dan tidak ada yang hilang," tegas Sutopo yang saat ini berada di Kecamatan Ngantang, radius tujuh kilometer dari puncak Gunung Kelud.
Saat ini, tambah Sutopo, ketebalan abu di lokasi korban mencapai 20 sentimeter. Daerah Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, adalah salah satu daerah yang parah terkena dampak erupsi. Selain abu tebal, desa itu juga terkena lontaran batu berdiameter 5 s/d 8 cm. "Bahkan, atap-atap rumah tertimpa pasir sehingga beberapa rumah, sekolah, toko dan lainnya roboh," pungkas Sutopo.