REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI –- Tim Disaster Emergency and Relief Management (DERM) - Aksi Cepat Tanggap (ACT) terus melakukan aksi untuk melayani pengungsi Gunung Kelud. Tim telah membuka Posko Kemanusiaan di 10 titik pengungsi dengan kegiatan dapur umum dan mobile trauma healing.
Aksi lain tim tanggap darurat penanganan erupsi Gunung Kelud, di antaranya pembagian 10 ribu masker kepada warga, distribusi makanan siap saji sebanyak 1.000 paket nasi bungkus untuk para pengungsi di Posko Kemanusiaan Dapur Umum Gedung Serbaguna, Kec Pare, Kediri. Sementara itu, Tim relawan logistik lainnya membagikan beras dan perlengkapan dapur umum serta genset kepada warga.
Menurut M Insan Nurrohman, Direktur Disaster Management Institute of Indonesia (DMII), kebutuhan para pengungsi yang mendesak saat ini antara lain susu balita yang bukan formula karena tidak boleh diberikan kepada anak balita pengungsi Gunung Kelud.
“Khawatir tadak higienis. Kebutuhan lainnya pembalut wanita, diapers, air mineral, masker, obat mata, dan obat-obatan untuk bayi dan anak, seperti minyak kayu putih dan obat batuk, panas, dan lain-lain, “ ujar Insan Nurrohman dalam siaran persnya kepada ROL, Ahad (16/2).
Selain itu, menurut Insan, selimut sangat dibutuhkan pengungsi, karena posko di ruang terbuka, tikar dan karpet. “Jika ada dana MCK, kami akan gotong-royong membersihkan pasir dan debu di jalanan, pelayanan kesehatan,Trauma Healing untuk anak, masih sangat dibutuhkan, ” tambah Insan.
Tim lainnyaa, selain pendataan dampak erupsi Gunung Kelud di beberapa titik posko, juga set-up posko dan maping lokasi pengungsi yang terisolir. Pengungsi akibat erupsi Gunung Kelud hingga Sabtu (15/2) pukul 15.00 WIB sebanyak 56.089 jiwa yang tersebar di 89 titik. Di Kabupaten Kediri 10.895 jiwa di 38 titik, Kota Batu 11.084 jiwa di 26 titik, Kab Blitar 8.193 jiwa di tiga titik, Kabupaten Malang 25.150 jiwa di 17 titik dan di Kabupaten Jombang 767 jiwa di lima titik.