REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Libur sekolah di DI Yogyakarta (DIY) diperpanjang dua hari hingga Selasa (18/2) mendatang. Hal ini dilakukan menyusul belum surutnya abu vulkanik akibat letusan Gunung Kelud yang melanda DIY.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) DIY, Baskara Aji mengatakan, siswa sekolah di DIY diminta belajar di rumah sejak Jumat (14/2) lalu. "Kebijakan itu diperpanjang hingga Selasa besok(18/2)," katanya, Ahad (16/2).
Menurutnya, sesuai hasil rapat koordinasi (rakor) Gubernur DIY, bupati, walikota dan kepala dinas pendidikan di kabupaten/kota, Ahad (16/2), siswa yang masih diliburkan di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD). Mereka diminta untuk tetap belajar di rumah hingga Selasa (18/2) besok.
Para siswa TK/SD diliburkan karena dikhawatirkan bila masuk sekolah akan terkena Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA) karena menghirup abu vulkanik. Sekolah diminta menyesuaikan program pendidikan seperti persiapan Ujian Sekolah (USek) dan try out.
Namun karyawan dan guru PAUD, TK dan SD diminta untuk tetap ke sekolah. Mereka diharapkan untuk melakukan kerja bakti membersihkan sekolah dari abu vulkanik Gunung Kelud yang masing mengotori sekolah.
"Pembersihan sekolah akan dibantu para relawan," ujarnya.
Sedangkan siswa SMP/MTs, SMA/MA dan SMK, lanjut Aji diharapkan tetap ke sekolah pada Senin (17/2) mengenakan pakaian olahraga meski tak ada KBM. Mereka selama dua hari hingga Selasa (18/2) diharapkan ikut berperan membersihkan ruang kelas dan lingkungan sekolah bersama guru dan karyawan sekolah.
"KBM efektif di semua sekolah mulai Rabu (19/2) mendatang," katanya.
Sementara itu Kepala Bagian Humas Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Wijayanti menjelaskan, perkuliahan juga masih diliburkan pada Senin (17/2). Namun baik dosen, karyawan maupun mahasiswa diharapkan ke kampus untuk membantu membersihkan lingkungan masing-masing fakultas.
"Sesuai instruksi rektor, selain dosen dan karyawan yang sedang membantu korban langsung bencana, seluruh mahasiswa, dosen, dan karyawan dimohon untuk ke kampus membantu membersihkan lingkungan kampus," katanya