Senin 17 Feb 2014 18:22 WIB

Pesawat Ethiopia Ini Dibajak oleh Co-pilotnya Sendiri

Rep: Gita Amanda/ Red: Nidia Zuraya
Pembajakan pesawat (Ilustrasi)
Foto: iStockphoto.com
Pembajakan pesawat (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Co-pilot Ethiopian Airlines mengaku sendiri melakukan pembajakan. Ia mengatakan, motivasinya membajak pesawat karena ingin mencari suaka di Swiss.

Kepala Eksekutif Bandara Jenewa Robert Deillon mengatakan, co-pilot merupakan pria kelahiran Ethiopia. Ia mengambil alih pesawat saat pilot izin pergi ke toilet. "Pilot pergi ke toilet dan dia (co-pilot) mengunci diri di kokpit," kata Deillon seperti dilansir The Associated Press, Senin (17/2).

Pembajakan dimulai di wilayah udara Italia, tetangga selatan Swiss. Saat itu dua jet temput Italia sempat mendampingi pesawat. Para pejabat mengatakan, penumpang di dalam pesawat tak menyadari pesawatnya telah dibajak.

Beberapa menit setelah mendarat di Bandara Jenewa, co-pilot keluar kokpit dengan menggunakan tali. Ia kemudia menyerahkan diri ke pasukan polisi yang berada di dekat pesawat. "Ia menyatakan, ia sendiri yang membajak pesawat," kata juru bicara kepolisian Jenewa Eric Grandjean.

Namun hingga saat ini belum jelas, mengapa co-pilot mencari suaka ke Swiss. Nama co-pilot juga masih dirahasiakan.Jaksa Jenewa Olivier Jornot mengatakan, pemerintah Swiss tengah menyelidiki kasus pembajakan tersebut. Ia menekankan, pelaku menghadapi ancaman hukuman penjara maksimal 20 tahun.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement