Selasa 04 Jun 2019 08:20 WIB

CEO Boeing Berharap Pesawat 737 MAX Terbang Kembali di 2019

Boeing telah menyelesaikan pembaruan peranti lunak untuk sistem kontrol penerbangan.

Red: Esthi Maharani
Pekerja merakit Boeing 737 MAX 8 di fasilitas perakitan pesawat di Washington, Amerika Serikat.
Foto: AP Photo/Ted S. Warren
Pekerja merakit Boeing 737 MAX 8 di fasilitas perakitan pesawat di Washington, Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO -- CEO Boeing Dennis Muilenburg mengatakan pada Senin (3/6) bahwa perusahaan berencana untuk mengembalikan pesawat 737 MAX yang dilarang terbang secara global dapat kembali ke layanan komersial pada akhir tahun ini. Dari laporan CNBC disebutkan Muilenburg mengatakan kepada outlet berita AS bahwa Boeing sedang melakukan penerbangan simulasi dengan regulator keselamatan udara pekan ini dan berharap untuk mendapatkan persetujuan dari regulator penerbangan federal pada akhir tahun untuk layanan penerbangan kembali pesawat 737 MAX.

Pesawat Boeing 737 MAX telah dikandangkan di seluruh dunia sejak Maret tahun ini, setelah penyelidikan awal menunjukkan bahwa kesalahan dalam sistem kontrol penerbangan mungkin di belakang dua kecelakaan udara fatal yang terpisah di Indonesia dan Ethiopia masing-masing pada Oktober dan Maret. Dua kecelakaan itu menewaskan semua 346 orang di dalamnya.

Muilenburg tidak merinci kapan pabrikan pesawat terbang top AS itu akan mendapat lampu hijau dari Badan Penerbangan Federal AS (FAA), tetapi ia mengungkapkan bahwa Boeing telah menyelesaikan pembaruan peranti lunak untuk sistem kontrol penerbangan.

Mengumumkan penyelesaian pembaruan perangkat lunak pada 16 Mei, Boeing mengatakan mereka juga telah menyelesaikan uji simulator dan uji terbang rekayasa setelah perusahaan menerbangkan 737 MAX dengan sistem kontrol penerbangan yang ditingkatkan selama lebih dari 360 jam pada 207 penerbangan.

Muilenburg mengatakan Boeing sedang bekerja keras untuk meraih kembali "kepercayaan yang rusak" dari masyarakat umum yang khawatir tentang keselamatan udara pesawat 737 MAX setelah terjadinya dua kecelakaan udara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement