Rabu 19 Feb 2014 09:43 WIB

Alhamdulillah, Sebagian Pengungsi Kelud Sudah Dipulangkan

Pengungsi Kelud
Foto: PKPU
Pengungsi Kelud

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG-- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Malang, Jawa Timur, sudah membolehkan sebagian pengungsi akibat letusan Gunung Kelud, untuk pulang ke rumah masing-masing, khususnya mereka yang berasal dari Kasembon dan Pujon kabupaten setempat.

"Untuk pengungsi dari Kecamatan Kasembon dan Pujon sudah diperbolehkan pulang, namun pengungsi dari beberapa desa di Kecamatan Ngantang masih dilarang keras untuk pulang karena kondisi wilayah itu belum benar-benar aman," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Bagyo Setiono di Malang, Rabu.

Pengungsi yang dilarang keras pulang itu, adalah pengugsi dari Desa Pagersari, Ngantru, Pandansari, banurejo, Banturejo, dan Sidodadi. Keenam desa itu berada di Kecamatan Ngantang dan berada di radius 7-10 kilometer dari Gunung Kelud. Kondisi keenam desa tersebut dianggap masih sangat rawan karena Gunung Kelud masih menunjukkan aktivitasnya, bahkan memuntahkan lahar dingin. Oleh karena itu, radius 10 kilometer dari puncak Gunung Kelud masih disterilkan.

Bagyo mengatakan para pengungsi dari Kasembon maupun Pujon tersebut bisa kembali untuk membersihkan rumah mereka, sedangkan pengungsi dari enam desa itu hanya boleh menengok rumah dan ternaknya, namun sesegera mungkin harus kembali ke lokasi pengungsian.

Menyinggung teknis pemulangan pengungsi berasal dari Kasembon dan Pujon, Bagyo mengatakan BPBD akan melakukan secara detail, jangan sampai warga yang dilarang pulang, tapi ikut berkemas.

Untuk proses pemulangannya, kata Bagyo, pemerintah sudah melakukan proses pemulangan dibantu TNI dan Polri.

Salah satu upaya untuk mempercepat proses pemulangan adalah memperbaiki infrastruktur jalan, termasuk pembersihan lingkungan dari abu vulkanik dan perbaikan rumah-rumah penduduk secara bertahap. Selain infrastruktur jalan dan rumah warga, Pemkab Malang juga akan memprioritaskan perbaikan gedung-gedung fasilitas umum dan sarana pendidikan, sebab sejak erupsi Gunung Kelud, ribuan siswa telantar.

"Saat ini memang sedang dilakukan pembersihan yang dilakukan oleh guru, siswa yang dibantu personel dari TNI/Polri. Setelah dibersihkan, baru dilakukan perbaikan secara bertahap," ujarnya.

Akibat erupsi Gunung Kelud tersebut, ratusan gedung sekolah di Kecamatan Ngantang, Pujon, dan Kasembon mengalami rusak parah, sehingga ribuan siswa, khususnya di Kecamatan Ngantang hingga saat ini masih belum masuk sekolah, sedangkan siswa di Kasembon dan Pujon, sebagian sudah masuk sekolah seperti biasa.

Para pengungsi di Kota Batu yang masih berusia sekolah difasilitasi oleh pemkot setempat bisa bergabung mengikuti pelajaran di sekolah-sekolah di kota itu sesuai jenjang pendidikan masing-masing, khususnya siswa kelas VI SD, IX SMP, dan XII SMA.

"Kami siap memberikan fasilitas kepada anak sekolah untuk masuk sekolah di sejumlah sekolah di kota ini. Dan, yang mau sekolah tidak perlu pakai seragam, apalagi siswa yang sekarang duduk di kelas terakhir, baik SD, SMP maupun SMA yang sebentar lagi menghadapi Ujian Nasional (UN)," kata Wali Kota Batu Eddy Rumpoko.

Untuk memfasilitasi anak-anak pengungsi yang masih sekolah itu, Eddy Rumpoko telah menginstruksikan agar sekolah yang ada di wilayah Kota Batu untuk menerima anak pengungsi yang ingin belajar.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement