REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerhati perempuan dan anak Sri Woerjaningsih mengatakan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini diharapkan jangan mundur dari kursi kepemimpinan.
"Jangan mundur, terus berjuang untuk kepentingan masyarakat banyak," ujar perempuan yang akrab disapa Ibu Giwo itu di Jakarta, Rabu (19/2).
Dia mengatakan perempuan memiliki keunggulan dibandingkan kaum pria yakni lebih mendengarkan keluh kesah masyarakat.
"Kemampuan laki-laki untuk mengakomodir hak perempuan masih kurang," ujar Mantan Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia itu.
Berbagai kepentingan yang tidak bisa diakomodasi laki-laki misalnya, hak mengenai kesehatan perempuan dan anak, masalah reproduksi, kemiskinan perempuan, pendidikan perempuan untuk daerah terpencil dan hal lain.
Bahkan anggota legislatif laki-laki hanya memberikan dana kegiatan sosialisasi, tanpa ada kejelasan dan perhatian langsung ke lapangan.
"Untuk itu, saya meminta kepada Ibu Risma untuk tidak mundur. Politik memang terkadang tidak menyenangkan, tapi kita harus terjun ke politik untuk memperjuangkan kesejahteraan masyarakat," terang dia.
Wali Kota Risma memimpin Surabaya sejak 2010. Risma berpasangan dengan Bambang DH yang kemudian mundur karena bertarung di Pilkada Jawa Timur.
Berbagai tekanan politik dihadapi Risma saat ini. Partai yang mengusungnya PDI Perjuangkan menyorongkan Wisnu Sakti Buana sebagai wakil wali kota pengganti, tanpa mendiskusikannya terlebih dahulu dengan Risma.
Risma diisukan tidak cocok dengan wakil barunya itu. Pasalnya, Whisnu disebut-sebut sebagai orang yang berusaha melengserkan Risma sejak awal menjabat sebagai Wali Kota.