REPUBLIKA.CO.ID, Surabaya-- Para camat dan lurah di Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim) siap tidak tidur demi pengamanan dalam pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 pada April mendatang. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat di rapat kordinasi (Rakor) pemantapan pelaksanaan pemilu tahun 2014 di Gedung Pemerintah Kota Pemkot) Surabaya mengatakan, rakor ini dimaksudkan sebagai ajang silaturahmi Forpimda Surabaya karena pada saat pelaksanaan pemilu 2014 nanti, mereka akan bersama-sama berada di lapangan untuk bekerja sama.
“Rakor ini juga penting untuk memberikan penjelasan kepada semua pemangku kepentingan tentang pola-pola penanganan yang perlu dilakukan apabila terjadi sesuatu dalam pelaksanaan Pemilu mendatang,” kata Risma saat Rakor pemantapan pelaksanaan pemilu tahun 2014 di Gedung Pemerintah Kota Pemkot) Surabaya, Jumat (21/2).
Dia menambahkan, para camat dan lurah di Surabaya nantinya tidak menutup kemungkinan menghadapi tugas di lapangan yang agak berat. Ini karena jika terjadi masalah dalam pelaksanaan pemilu maka bisa dilaporkan ke camat dan lurah. “Jadi, apa anda semua siap tidak tidur?,” tanyanya.
Para camat dan lurah yang hadir dalam rakor tersebut langsung menjawab serentak 'siap'.
Mendapat jawaban demikian, Risma berharap mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa selama pemilu mendatang. Ia berharap, Kota Surabaya tetap aman, kondusif seperti pelaksanaan pemilu sebelumnya.
“Mari kita jaga kebersamaan,” ujarnya.
Untuk menciptakan keamanan ketika pelaksanaan Pemilu, Pemkot Surabaya juga akan mengerahkan personel Linmas yang ditugaskan untuk membantu pengamanan di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Risma menambahkan, tugas ini merupakan tugas mulia yang membuat bangsa menjadi lebih baik.
“Jika bertugas dengan baik, anda semua akan mendapat tiket yaitu tiket ke surga,” ujarnya.
Pada rakor yang sama, Kepala Polrestabes Surabaya, Kombespol Setija Junianta mengatakan, tahun ini merupakan tahun Pemilu. Dia menyebutkan, pelaksanaan Pemilu dikategorikan menjadi tiga. Pertama adalah Pemilu legislatif, Pemilihan Presiden Indonesia, dan Pemilihan Kepala Daerah.
“Dari tiga pemilu tersebut, semua punya potensi terjadi pelanggaran. Baik itu pelanggaran kode etik (penyelenggara Pemilu), pelanggaran administrasi Pemilu, sengketa pemilu, tindak pidana Pemilu hingga perselisihan hasil Pilkada,” ujarnya.
Untuk itu dia berharap, tahun Pemilu di Surabaya bisa dilewati dengan aman, lancar dan tertib. Namun sejauh ini, ia menilai pelaksanaan Pemilu di Kota Surabaya selama ini berlangsung aman dan kondusif. “Ini berkat kerja sama semua pihak yang terlibat sehingga pengamanan berjalan baik,” katanya.