Selasa 25 Feb 2014 21:37 WIB

Endah Sri Suparti, Ajarkan Kitab Suci tanpa Gaji (2-habis)

Bocah-bocah belajar mengaji (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Bocah-bocah belajar mengaji (ilustrasi).

Oleh: Erdy Nasrul

Rumah kontrakan yang ditempatinya sempat tidak cukup menampung anak-anak mengaji. Jika waktu mengaji tiba, anak-anak ada yang duduk di emperan jalan.

Kondisi ini menarik simpati tokoh masyarakat setempat. Tokoh itu lalu mempersilakan Endah mempergunakan lokasi bekas pusat biliar yang tak lagi berfungsi.

Meja-meja bola sodok itu pun sudah nihil. Endah menggantinya dengan karpet untuk alas tempat mengaji.

  

Dua tahun berjalan, lokasi berpindah ke rumah kontrakannya lagi dan akhirnya sempat pula di kantor RT.  Hingga 2011, Endah mendapatkan bantuan dari dermawan. Dia mendirikan Yayasan Alquran Center yang berpusat di Jalan Mawar Raya, nomor 11 A, Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Anak-anak yang belajar di Alquran Center tidak dipungut biaya. Semuanya gratis. Mereka disekolahkan sampai tamat. Selain itu, mereka diberikan makan, pakaian, dan kebutuhan sekolah. Sebagai timbal baliknya, mereka harus menyetor hafalan Alquran setiap hari.

  

Tiap hari itu pula, anak-anak wajib bangun pukul empat pagi. Mereka kemudian bersiap-siap untuk shalat Subuh. Ada yang memanfaatkan waktu dengan menghafal Alquran. Ada yang menyuci pakaian.

Setelah subuh mereka berangkat ke sekolah masing-masing. Sesudah sekolah, mereka harus pulang ke asrama. Selama di asrama, mereka harus berbicara dengan bahasa Arab dan Inggris.

  

Alasan ketiadaan pungutan biaya bagi anak didiknya di lembaga yang Endah pimpin cukup sederhana. Jangan sampai anak terhambat mengaji hanya lantaran biaya. Jangan sampai anak-anak tidak dididik dengan Alquran.

Satu keyakinan Endah, Alquran adalah pedoman hidup. Jika anak-anak tidak mengerti pedoman hidupnya maka pasti akan tersesat.

   

Ini hanya bisa ditempuh dengan memberantas buta huruf Alquran. Umat Islam harus mencintai kitab sucinya. Mereka jelas harus mengerti bahasa Alquran. Membaca kalam suci adalah keharusan karena itu bagian dari menjaga eksistensi firman Allah.

  

Jika mampu membaca Alquran, anak-anak mulai merasakan kecintaan terhadap kitab sucinya. Diharapkan, itu dapat mendorong mereka untuk mempelajari Alquran lebih dalam. “Jangan sampai sekadar hafal, tapi tidak memahami artinya,” ujar Endah.

  

Selain memimpin Yayasan Alquran Center, Endah masih tetap menjadi pramugari sebuah maskapai domestik. “Tapi, jadwal mengajar ngaji tak boleh diganggu gugat,” tegas wanita dengan berat badan 51 kg ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement