REPUBLIKA.CO.ID, QUEENSLAND -- Hampir 50 persen perempuan bumiputera Aborigin di negara bagian Queensland, Australia, merokok hingga masuki masa kehamilan lebih dari 20 minggu.
Menurut angka lembaga kesehatan Queensland, Queensland Health, bila dibandingkan, hanya 10 persen perempuan bumiputera di Australia melakukan hal serupa.
Persentase ini mengkhawatirkan, komentar Dewan Kanker Queensland (CCQ).
Juru bicara CCQ, Katie Clift, menyatakan bahwa perempuan bumiputera membutuhkan lebih banyak dukungan untuk berhenti merokok.
"Kita tahu bahwa sekitar 53 persen perempuan bumiputera Queensland merokok saat hamil," katanya. "Tapi amat mengkhawatirkan saat kita melihat bahwa hampir separuh terus merokok meskipun sudah lebih dari 20 minggu hamil."
Ia menambahkan, "Kita perlu melakukan sesuatu untuk mendukung perempuan-perempuan ini berhenti merokok."
Menurut Clift, usaha yang dilakukan saat ini mungkin tak cukup."Kita bekerja dengan banyak komunitas Aborigin dan kepulauan Torres seputar berbagai jenis kanker," ucap Clift.
"Kita sediakan berbagai sumber daya, dan jelas kita bekerjasama dengan banyak organisasi lain di Queensland untuk menanggulangi isu ini, tapi kita sadar bahwa ada banyak hal lain yang harus dilakukan, dan kita butuh lebih banyak strategi preventatif," tambahnya.