REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tong sampah dengan kantung berbahan plastik ramah lingkungan dinilai tidak efektif. Bahkan, menimbulkan masalah baru. Tong sampah yang sedianya untuk pejalan kaki justru menjadi tempat pembuangan sementara (TPS) untuk sampah rumah tangga.
Anggota DPRD Kota Bandung Lia Noer Hambali mengatakan, tong sampah ramah lingkungan tersebut pembuatannya terkesan asal-asalan. Hal itu terlihat dari kondisi rangka tong sampah saat ini sudah banyak yang bengkok dan rusak. Padahal, tong sampah yang terbuat dari besi tersebut usianya belum genap dua bulan.
Dikatakan Lia, kualitas tong sampah tersebut juga jauh dari kata baik. Bahan yang digunakan bukan dari besi galvanis tetapi besi biasa yang rapuh. "Sehingga kalau sampahnya banyak maka akan melengkung," katanya kepada wartawan di Jalan Aceh, Kamis (27/2).
Menurut Lia, desain dari tong sampah tersebut juga dinilainya tidak bagus. Jangankan dibandingkan dengan Singapura, kata Lia, dengan Kota Surabaya atau Palembang saja desainnya jauh tertinggal. Anggaran Rp500 ribu per unit tong sampah dianggap terlalu besar untuk kualitas seperti yang ada.
Dari pantauan Republika, beberapa tong sampah di Jalan RE Martadinata terlihat tidak ada plastiknya. Tong sampah dengan dua lubang yakni organik dan non organik itu terlihat ada yang rusak dengan tutup melengkung. Pemandangan yang sama juga terlihat di Jalan Riau. Bahkan ada di beberapa titik yang lain dijadikan TPS sampah rumah tangga.
Direktur Utama PD Kebersihan Kota Bandung Cece Iskandar mengakui hal tersebut. Tapi ia menolak jika kerusakan disebabkan karena kualitas tong yang jelek. Menurutnya, sejelek-jeleknya kualitas tong sampah, tidak mungkin hanya dua bulan.