REPUBLIKA.CO.ID, KIEV-– Ketegangan di wilayah selatan Ukraine, Crimea semakin menjadi. Amerika Serikat pun ikut turun menyeru pada semua pihak untuk melangkah mundur menghindari segala bentuk provokasi. Menteri Luar Negeri John Kerry mengatakan ia telah berbicara dengan pemerintah Rusia.
Mereka merespon baik dengan berjanji akan menghormati integritas teritorial Ukraina. Kerry peringatkan Moskow penuhi janji-janjinya dengan tindakan. ‘’Karena kata-kata saja tidak cukup, kami akan lihat hari-hari kedepan,’’ katanya.
Ia meminta jaminan dari Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dalam panggilan telepon pada Kamis. Lavrov diminta untuk mendukung Ukraina membangun kembali persatuan, keamanan dan ekonomi yang sehat.
Lavrov sendiri menegaskan Rusia akan bekerja dengan Barat. Tapi ia memperingatkan kekuatan asing dalam pengambilan keputusan untuk Ukraina. Selanjutnya Lavrov menyampaikan pesan dari Presiden Vladimir Putin bahwa Rusia akan menghormati intergritas teritorial Ukraina. Ia juga mengatakan latihan militer Rusia di Ukraina tidak akan berhubungan dengan peristiwa apa pun di sana.
Tindakan ini mengingatkan pada memorandum yang pernah ditandatangani pada tahun 1994. Memorandum itu berisi pernyataan Rusia, bersama dengan Amerika Serikat, Inggris dan Prancis berjanji untuk menjunjung tinggi integritas wilayah Ukraina.
Sebelumnya, pasukan bersenjata dilaporkan merebut kantor pemerintah daerah dan parlemen di Crimea. Mereka mengibarkan bendera Rusia di sana. Tindakan ini dinilai sebagai aksi pelecut untuk membuat Rusia ikut campur. Kementrian Luar Negeri Rusia sebelumnya menegaskan akan melindungi sebangsa Rusia mereka. Mayoritas penghuni Crimea memang etnis Rusia.
Diberitakan kantor berita AP, Jumat (28/2) Rusia masih belum mengikuti janjinya. Menteri dalam negeri Ukraina mengatakan militer Rusia telah memblokir bandara di Sevastopol, semenanjung Crimea. Presiden interim Ukraina Olexander Turchynov tetap memperingatkan Rusia bahwa setiap gerakan Armada Laut Hitam di luar basisnya di Crimea akan dilihat sebagai 'agresi militer'.
Presiden Ukraina Viktor Yanukovych dikabarkan muncul di Rusia Jumat pagi. Media Ukraina mengatakan Yanukovych tiba di kota Rostov-on-Don, Rusia selatan untuk memberikan konferensi pers. Sementara, Wakil Presiden AS Joe Biden, dalam panggilan telepon kepada Perdana Menteri Arseniy Yatsenyuk telah berjanji memberi dukungan penuh untuk reformasi masa depan di Ukraina.