REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Pesawat pembom air dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) dijadwalkan akan tiba di Provinsi Riau pada tanggal 5 Maret untuk membantu kerja Satgas Tanggap Darurat Asap dari udara.
"Hari Rabu (5/2) sudah sampai, sekarang pesawatnya masih di Korea," kata Direktur Bantuan Darurat BNPB Harmensyah kepada Antara di Posko Tanggap Darurat Asap Riau di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Jumat (28/2).
BNPB merencanakan membantu operasi udara untuk pemadaman kebakaran dan asap dengan menyewa dua pesawat amfibi BE-200, dua helikopter Kamov, dan dua helikopter Sikorsky. Harmensyah mengatakan kemungkinan akan ada satu pesawat Be-200 atau Kamov yang akan dikirim untuk Riau.
Ia mengatakan, upaya pemadaman kini masih mengandalkan pasukan darat sambil menunggu bantuan pesawat tiba. Menurut dia, kekuatan operasi darat dari satuan jajaran TNI AD berjumlah sekitar 1.500 personel dan akan dibantu oleh tim pemadam kebakaran Manggala Agni Kemenhut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, serta perusahaan.
"Helikopter perusahaan yang ada kita gunakan saja dahulu untuk bom air," katanya.
Menurut informasi, rencananya pada hari Jumat (28/2) ada dua helikopter perusahaan yang diperbantukan untuk Satgas Tanggap Darurat Asap. Namun, ternyata hanya satu helikopter yang tiba di Lanud Pekanbaru. Komandan Satgas Tanggap Darurat Asap yang juga Danrem 031/WB, Brigjen TNI Prihadi Agus Irianto mengatakan pengerahan pasukan pemadam kebakaran akan fokus di Kabupaten Bengkalis.
"Karena lokasi tersebut merupakan sumber asap yang kini menyelimuti Kota Pekanbaru," katanya.
Berdasarkan hasil pemantauan lewat udara, ia mengatakan lokasi kebakaran cukup luas terjadi di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil yang kuat dugaan akibat perambahan. Lokasi tersebut cukup sulit dijangkau, kemungkinan membutuhkan upaya dari helikopter untuk menjatuhkan bom air.
Selain itu, ia mengatakan kebakaran juga terjadi di konsesi hutan tanaman industri PT Arara Abadi dari Sinar Mas Grup dan Taman Nasional Tesso Nilo di Kabupaten Pelalawan. "Untuk kawasan Tesso Nilo kita akan berkoordinasi dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau," ujarnya.