REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Barack Obama mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa pengerahan pasukan ke Ukraina merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional.
Obama memperingatkan akan pengucilan politik jika penyerangan terus berlanjut. Obama juga mengingatkan hak rakyat Ukraina untuk menentukan nasib sendiri. Bahkan, ia menelepon pemimpin Prancis dan Kanada untuk membentuk persekutuan Barat menentang Rusia.
Pembicaraan melalui sambungan telepon selama 90 menit antara Obama dan Putin merupakan konfrontasi antara kedua negara. Ini merupakan hal yang jarang terjadi sejak berakhirnya era Perang Dingin.
Pembicaraan telepon tersebut tidak seperti biasanya, berlangsung secara terperinci dan penuh keterusterangan. Ini menunjukkan adanya ketegangan di saat perpecahan kian mendalam dalam hubungan diplomatik kedua negara yang terus memburuk sejak Putin kembali menjabat sebagai presiden pada 2012.
"Obama menyatakan keprihatinannya yang mendalam terhadap pelanggaran yang dilakukan dengan jelas oleh Rusia terhadap kedaulatan dan kesatuan wilayah Ukraina," kata Gedung Putih.
Obama mengatakan kepada Putin bahwa tindakannya itu merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional. Termasuk kewajiban Rusia di bawah Piagam PBB serta perjanjian soal pangkalan militer dengan Ukraina.
Pernyataan Gedung Putih itu tampaknya dibuat untuk menggarisbawahi betapa gawatnya situasi saat ini. Serta sebagai pesan bagi para lawan politiknya yang mengatakan bahwa Obama tidak memperlihatkan ketegasan sebagai seorang pemimpin.
Tim keamanan nasional Obama melakukan pertemuan di Gedung Putih untuk membahas opsi yang akan dilancarkan menyangkut krisis Ukraina. Ini dilakukan satu hari setelah Obama memperingatkan bahwa tindakan Putin itu akan membawa akibat.
Obama mengatakan kepada Putin bahwa akibat yang mungkin ditimbulkan adalah AS segera menarik diri dari pembicaraan persiapan pada KTT G8 di kota Olimpiade Sochi di Laut Hitam pada Juni. Krisis menjadi semakin dalam setelah Putin mendapatkan lampu hijau dari parlemen untuk mengerahkan pasukan ke Ukraina.
Para pejabat di Kiev sebelumnya mengatakan Rusia sudah mengerahkan 30 kendaraan lapis baja pengangkut personil serta enam ribu tentara tambahan ke Krimea untuk membantu milisi pro-Kremlin mendapatkan kemerdekaan yang lebih luas dari kepemimpinan baru yang pro-Uni Eropa di Kiev.
Obama mendesak Putin untuk mengurangi ketegangan situasi dengan menarik pasukannya kembali ke barak Rusia di semenanjung Krimea. Namun, tampaknya desakan itu tidak didengar. Rusia malah memperluas operasi tersebut dengan alasan Putin memiliki hak untuk melindungi kepentingan Rusia di Ukraina timur.