Ahad 02 Mar 2014 23:32 WIB

Cina Serukan Dialog Untuk Selesaikan Krisis Ukraina

Konflik di Ukraina
Foto: VOA
Konflik di Ukraina

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kementerian Luar Negeri Cina pada Ahad (2/3) mengatakan, sangat khawatir terhadap masalah Ukraina dan menyeru dialog untuk mencari penyelesain politik atas krisis tersebut.

Ukraina menggerakkan cadangan militernya untuk perang pada Minggu, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan memasuki negeri itu, pertentangan terbesar antara Moskow dan Barat sejak 'perang dingin'.

"Kami mengecam kekerasan berat yang terjadi di Ukraina dan terus-menerus meminta semua pihak di Ukraina untuk mencari penyelesaian yang damai atas sengketa mereka dengan landasan hukum serta melindungi hak-hak hukum seluruh rakyat Ukraina," demikian isi penyataan pada laman website kementerian luar negeri Cina.

Prinsip dasar Cina adalah tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain dan Cina menghargai kemerdekaan, kedaulatan wilayah kesatuan Ukraina, demikian tertulis. "Cina akan terus memantau dari dekat perkembangannya serta meminta semua pihak agar mencari penyelesaian politik melalui dialog dengan prinsip dasar hubungan internasional serta menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan."

Cina dan Rusia mempunyai hubungan baik dan saling sepaham dalam banyak masalah diplomasi internasional misalnya dalam krisis Suriah. Sejauh ini Cina menunjukkan sedikit minat untuk ikut berperan dalam memberi bantuan dana ke Ukraina atau terlibat dalam diplomasi, sejalan dengan pendekatannya yang rendah dalam banyak krisis internasional.

Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan tidak akan mencampuri masalah yang dianggap sebagai urusan dalam negeri serta menghormati keputusan yang diambil oleh rakyat Ukraina serta menambahkan juga tidak berniat menjalin kerja sama yang erat dengan negara tersebut.

Pekan lalu surat kabar ternama di Cina mengecam Barat yang disebut masih terkunci pada pola pikir 'Perang Dingin' melawan Rusia dalam persaingan memperebutkan pengaruh atas Ukraina.

sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement