Senin 03 Mar 2014 04:00 WIB

Iran Tak Selamanya Bisa Melarang Facebook?

Facebook untuk smartphone (ilustrasi)
Foto: REUTERS
Facebook untuk smartphone (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Iran tidak akan mampu mempertahankan larangan resmi akses terhadap jejaring di internet seperti Facebook, yang memiliki empat juta pengguna di Iran, kata Menteri Kebudayaan Ali Janati, Minggu.

Pernyataan tersebut tidak terbayangkan akan disampaikan oleh seorang pejabat Iran sebelum masa pemerintahan Presiden Hassan Rouhani, yang dikenal moderat, pada bulan Agustus. Rouhani berkomitmen untuk lebih banyak memberikan kebebasan .

"Empat juta rakyat Iran memiliki (akun) Facebook , sekalipun kami telah membatasi itu," kata Janati.

"Kami tidak bisa membatasi kemajuan (teknologi tersebut) dengan dalih melindungi nilai-nilai Islam," kata menteri itu.

Akses ke laman jejaring sosial populer - bersama dengan laman yang lain yang oleh pihak berwenang Iran dianggap sebagai tidak Islami, tidak bermoral atau merusak pembentukan Islam - diblokir oleh mekanisme sensor khusus.

Tapi para pakar teknologi Iran telah menggunakan langkah-langkah khusus, yang dikenal sebagai anti - sensor, untuk menghindari blokir.

Janati merujuk hal itu paralel dengan larangan penggunaan mesin fax serta pemutar dan perekam video di masa revolusi Islam 1979.

"Jika kami melihat ke masa lalu, kami melihat banyak tindakan yang kami ambil setelah revolusi yang konyol . "

Rohani telah mengadopsi kebijakan yang menjanjikan toleransi yang lebih besar pada isu-isu sosial , budaya dan media - sebuah komitmen yang membantunya mengalahkan lawan konservatifnya dalam pemilihan umum presiden tahun lalu .

Namun pemerintah telah menghadapi perlawanan dari kelompok garis keras yang menolak pencabutan kebijakan tersebut .

Sebuah komite yang terdiri dari 13 anggota menentukan jenis konten dalam jaringan yang dapat dicapai internet Iran, yang terkenal lamban.

Laman yang belum disetujui akan diletakkan di bawah sistem sensor. Larangan itu diberlakukan pada Facebook , Twitter , YouTube dan banyak laman lainnya , termasuk blog .

Pada hari Minggu , Janati mengindikasikan bahwa pemerintah sedang bekerja untuk menghapus kendala dalam jaringan.

" Keenam menteri yang tergabung dalam komite (sensor) telah dengan jelas menyatakan bahwa kami tidak bisa terus mengisolasi diri dari dunia," katanya .

Tapi, ia menambahkan hal itu akan memakan waktu.

"Namun , (sensor) adalah salah satu dari isu-isu yang solusinya memerlukan waktu. Dan itu akan diselesaikan pada waktunya, " kata Janati . Meskipun ada larangan, beberapa pejabat Iran aktif di laman jejaring sosial .

Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif telah menarik hampir 850 ribu pengikut di Twitter dengan mengunggah informasi reguler dalam bahasa Persia. Akunnya adalah satu-satunya akun pejabat Iran di Twitter yang "diverifikasi ".

Dia juga memiliki saluran YouTube .

Beberapa laman lain juga tampaknya dioperasikan oleh para pejabat Iran , termasuk akun Twitter yang populer , @ HassanRouhani , diyakini sebagai milik kantor presiden .

Otoritas tertinggi Iran , pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei , juga hadir dalam jaringan, sebuah akun Twitter dalam bahasa Persia dan sebuah halaman Facebook ( facebook.com / www.Khamenei.ir ) didedikasikan untuk dia .

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement