REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi Februari 2014 sebesar 0,26 persen. Realisasi inflasi bulan kedua tahun kalender ini lebih rendah dibanding inflasi Januari yang tercatat 1,07 persen.
Realisasi inflasi Februari 2014 juga lebih rendah dibanding inflasi Februari 2013 yang sebesar 0,75 persen. Namun, angka inflasi Februari 2014 tersebut lebih tinggi jika dibandingkan inflasi Februati 2012 dan Februari 2011 yang masing-masing tercatat 0,05 persen dan 0,13 persen.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Adi Lumaksono dalam temu pers di Gedung BPS, Senin (3/3), menjelaskan, dengan inflasi Februari 2014 0,26 persen, maka inflasi tahun kalender 2014 secara kumulatif 1,33 persen. Sedangkan inflasi tahun ke tahun (year on year) sebesar 7,75 persen.
Secara khusus, Adi menyoroti inflasi pada komponen inti yang mencapai 0,37 persen. "Biasanya, inflasi inti lebih kecil dari inflasi secara keseluruhan. Tapi sekarang lebih besar," kata Adi. Sementara inflasi akibat harga diatur pemerintah 0,01 persen dan harga bergejolak 0,32 persen.
Lebih lanjut Adi memaparkan, dari 82 kota IHK, inflasi terjadi pada 55 kota. Inflasi tertinggi terjadi di Pontianak, Kalimantan Barat, dengan level 2,73 persen. "Ini sehubungan dengan peningkatan intensitas penggunaan angkutan udara. Ada perayaan Cap Go Meh di sana," ujar Adi.