REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Eximbank atau Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia menargetkan pertumbuhan 20 persen pada 2014 dari total aset pada 2013 yang mencapai Rp46,473 triliun.
"Kami mengharapkan pertumbuhan yang lebih tinggi dari target yang ditetapkan pemerintah sebesar 17 persen hingga 18 persen," kata Direktur Eksekutif Indonesia Eximbank, I Made Gde Erata, dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.
Optimisme Indonesia Eximbank itu, menurut Erata, dilatarbelakangi harga-harga komoditas cenderung bergerak naik sejak awal 2014.
"Pembangunan konstruksi untuk infrastruktur ekspor kita makin bagus selain pembangunan konstruksi kita di luar negeri yang juga makin bagus," katanya.
Indonesia Eximbank lebih mengandalkan pembiayaan konstruksi karena pertumbuhan industri konstruksi akan mendorong penggunaan tenaga kerja Indonesia selain produk-produk lain turunan konstruksi.
Dari sisi aset, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia akan mendapatkan suntikan modal dari pemerintah sebesar Rp1 triliun pada akhir 2014 yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2014.
Indonesia Eximbank juga akan menerbitkan obligasi melalui penawaran umum berkelanjutan (PUB) sebesar Rp8 triliun sepanjang 2014 yang dibagi menjadi Rp4 triliun pada semester I dan Rp4 triliun pada semester II.
"Kami menunjuk sejumlah lembaga penjamin emisi yaitu Standard Chartered Security, Indopremier Securities, CIMB Niaga Securites, dan HCBC Security," katanya.
Bank penjamin eskpor itu juga berencana menerbitkan obligasi ritel hingga Rp1 triliun dari target penerbitan obligasi Rp4 triliun pada semester II.
Sementara di sisi bunga, Erata mengatakan Indonesia Eximbank belum berencana mengubah suku bunga sebesar 9,25 persen untuk rupiah dan 5,6 persen untuk valuta asing.
"Kami akan melihat perkembangannya nanti untuk penetapan suku bunga dan juga perkembangan penambahan aset yang akan kami dapatkan tahun ini," kata Erata.