Kamis 06 Mar 2014 15:56 WIB

Siswa Kesurupan Massal Sekolah Diliburkan

Red: Taufik Rachman
Siswa kesurupan.   (ilustrasi)
Foto: Antara
Siswa kesurupan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,BATURAJA--Kepala SMPN 13 Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, Nurindones meliburkan sementara kegiatan sekolah pascakesurupan massal 42 siswa yang terjadi pada Senin dan Kamis.

"Sebanyak 30 siswa kesurupan pada Senin (3/3), dan hari ini kejadian serupa melanda 12 siswa sehingga terpaksa kegiatan belajar-mengajar sementara diliburkan," kata Nurindones di Baturaja, ibu kota Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, Kamis.

Menurut dia, kejadian kedua kalinya ini dialami 12 siswa pada saat jam belajar."Rata-rata anak kesurupan hari ini adalah korban yang sama pada Senin lalu. Awalnya ada satu anak kelas IX.3 menangis tanpa sebab sambil melamun. Kemudian jumlahnya bertambah hingga ke kelas lain ikut kerasukan," ungkapnya.

Menurut Nurindones, pascakejadian kesurupan Senin lalu pihak sekolah sudah melakukan berbagai upaya dengan mengadakan kegiatan zikir bersama seluruh guru dan murid serta menggelar pengajian di sekolah itu.

"Pada Selasa (4/3) sudah kita lakukan zikir bersama di mushalla sekolah dan Rabu (5/3) pengajian para guru. Kalau masalah lingkungan dan WC sekolah sudah kami bersihkan bahkan warna cat tembok sudah kami ganti dengan yang baru," katanya.

Dikemukakannya, pihaknya saat ini sudah meminta bantuan kepada tujuh orang ustad dari Islamic Center Baturaja guna mengatasi permasalahan tersebut.

"Untuk masalah belajar saat ini siswa kami liburkan sementara. Nanti kami akan koordinasikan lagi dengan Dinas Pendidikan Nasional setempat terkait kapan jadwal siswa masuk sekolah kembali," ungkapnya

Pantauan di lapangan, belasan siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 13 yang terletak di Kelurahan Air Paoh, Kecamatan Baturaja Timur itu mengalami kerasukan atau hilang kesadaran saat jam belajar.

Yuta siswi kelas IX.2 salah satu korban kerasukan mengaku bernama Wiwik meminta makamnya dipindahkan, karena selama ini dimakamkan di tempat yang tidak layak.

"Pindahkan kuburan saya di tempat baru jangan yang kotor seperti ini," katanya saat kerasukan mengoceh minta diantar ke WC sekolah dan selanjutnya diobati oleh ustad Edi Efrizal dari pondok pesantren Darul Mustaqim Baturaja.

Korban Yuta tersebut, sebelumnya sudah sempat dibawa pihak keluarga pulang ke rumah untuk disadarkan, tetapi kembali lagi ke sekolah meminta diantar ke WC sekolah setempat.

Hal yang sama dialami Murti Ningsih siswi lainnya juga berprilaku aneh minta diantar ke bawah pohon kelapa yang terletak di belakang WC sekolah tersebut.

Ia berceloteh bahwa rumahnya terletak di sekitar lokasi WC sekolah dan meminta agar dibersihkan timpat tinggalnya dari perbuatan kotor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement