REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Qatar tetap mempertahankan kebijakan luar negerinya setelah Arab Saudi dan dua negara Teluk lainnya menarik kembali duta besar mereka. Keputusan penarikan itu pun dipicu karena Qatar dinilai mengintervensi urusan negera lain.
''Kebijakan kami ini didasarkan pada keterbukaan terhadap semuanya dan kami tidak ingin mengecualikan siapa pun,” kata Menteri Luar Negeri Qatar, Khalid al-Attiya, seperti dilansir dari Al-Jazeera.
Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan Bahrain menarik duta besarnya pekan lalu. Mereka geram karena Qatar memberikan dukungannya kepada Ikhwanul Muslimin, mantan Presiden Mesir Muhammad Mursi, yang digulingkan.
Arab Saudi dan negara Teluk lainnya mendukung penggulingan Mursi oleh angkatan darat Mesir pada Juli tahun lalu.
Bahkan, mereka juga memberikan dukungannya dengan memberikan bantuan senilai miliaran dolar kepada Mesir. Sementara itu, Qatar yang mendukung Morsi dinilai telah membuat Kairo memanas.
“Kebebasan kebijakan luar negeri Qatar tidak dinegosiasikan,” kata Attiyah.
“Oleh karena itu, saya percaya bahwa pernyataan akhir-akhir ini yang dilontarkan oleh Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Bahrain tak ada hubungannya dengan keamanan internal negara-negara GCC,'' katanya. ''Tetapi, pernyataan tersebut berhubungan untuk memperjelas perbedaan pandangan terhadap masalah internasional.''