Rabu 12 Mar 2014 13:26 WIB

Memahami Makna Batin Alquran: 'Reinkarnasi' Spiritual (1)

Ilustrasi
Foto: Wordpress.com
Ilustrasi

Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar

Fitrah ialah mereka yang telah melakukan berbagai macam upaya pembersihan dan penyucian diri melalui amalan Ramadhan.

Kata fithrah dalam berbagai bentuknya terulang sebanyak 20 kali dengan berbagai macam arti. Dalam kamus Lisan Arab, kamus bahasa Arab terlengkap (15 jilid), fitrah (fithrah) berasal dari akar kata fathara-yafthiru-fathran, berarti membelah, merobek, tumbuh, dan berbuka.

Dari akar kata itu lahir kata fithrah berarti sifat pembawaan sejak lahir, seperti dalam ayat, “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS ar-Rum [30]: 30).

Namun, yang paling dominan dalam Alquran, fithrah berarti menciptakan, seperti, “Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.” (QS al-An'am [6]:79).

Kata fithrah juga berarti merusak, seperti, “Hampir saja langit itu pecah dari sebelah atasnya (karena kebesaran Tuhan) dan malaikat-malaikat bertasbih serta memuji Tuhannya dan memohonkan ampun bagi orang-orang yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Mahapengampun lagi Mahapenyayang.” (QS as-Syura [42]:5).

Selain itu, fithrah juga berarti pecah, “Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh.” (QS Maryam [19]:90).

Dari kata fathara, lahir kata idul fithr (Idul Fitri) yang berarti kembali berbuka atau makan setelah sebulan penuh berpuasa di siang hari Ramadhan. Bisa juga berarti id al-fithrah, kembali ke sifat bawaan kita sejak lahir, yaitu bersih dan suci, setelah sebulan penuh melewati penempaan dengan berbagai amalan Ramadhan.

Dari pengertian ini dipahami bahwa yang bisa kembali ke fitrah ialah mereka yang telah melakukan berbagai macam upaya pembersihan dan penyucian diri melalui amalan Ramadhan, seperti puasa, zakat, tadarus Alquran, qiyamulail, iktikaf, dan berbagai amal sosial, seperti sedekah, silaturahim, memberi buka puasa, dan lain sebagainya.

Dalam tradisi Indonesia, semangat Idul Fitri, antara lain, mudik kembali ke kampung kelahiran, tempat kita lahir atau berasal. Di sana kita melakukan silaturahim dengan para keluarga. Mungkin, termasuk ziarah ke kuburan orang-orang terdekat kita, seperti orang tua dan sanak keluarga.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement