REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Kepala Komisi Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan Nasional Parlemen Iran mengatakan pertemuan "negara-negara sahabat Suriah" dibuka Rabu. Pertemuan itu dihadiri oleh para perwakilan dari Suriah, Lebanon, Irak, Rusia, dan Aljazair.
Selama konferensi pers pada Selasa (11/3), Alaeddin Boroujerdi mengatakan bahwa sejalan dengan kebijakan DPR, Komisi Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan Nasional bertemu dengan para pejabat Suriah dan Lebanon dalam dua kunjungan penting itu.
"Karena sendi resistensi sangat penting, dalam kunjungan ke Suriah, delegasi Republik Islam Iran berbicara tentang perkembangan terakhir," kata Borujerdi.
Dia menegaskan bahwa "Komisi bertemu dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad, perdana menteri, ketua parlemen dan menteri luar negeri."
"Kami menyarankan parlemen Suriah bahwa pertemuan di Teheran akan diadakan untuk menjajaki perkembangan terbaru Suriah dengan kepala komite kebijakan luar negeri parlemen negara-negara anggota yang hadir.
Sidang pertama akan digelar besok dan Ketua Parlemen Ali Larijani akan membuka persidangan," katanya.
"Dan kami berharap untuk maju ke langkah lebih lanjut guna menemukan solusi bagi krisis Suriah."
Boroujerdi memastikan bahwa konperensi ini akan mendukung solusi politik untuk mengakhiri krisis Suriah.
"Tetapi sayangnya ada kekuatan dari berbagai negara di Suriah dan ini merupakan ancaman bagi negara-negara yang warga negaranya pergi ke Suriah untuk berperang sejak krisis di Suriah akan berakhir cepat atau lambat, dan orang-orang seperti itu harus kembali ke negara mereka masing-masing", katanya.