Senin 17 Mar 2014 21:31 WIB

Kualitas Udara Padang Berangsur Membaik

Kabut asap di Riau
Foto: mongabay
Kabut asap di Riau

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kualitas udara yang sempat dinyatakan tidak sehat oleh Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bappedalda) Kota Padang berangsur-angsur membaik seiring semakin berkurangnya kabut asap di daerah itu.

"Berdasarkan pengujian laboratorium, kadar udara di Padang berada pada angka 70 Mikrogram/ Nm3. Kalau batas ambang tidak sehat di atas 150 70 Mikrogram/ Nm3, sedangkan yang benar-benar sehat di bawah 50 Mikrogram/ Nm3," kata Kepala Bappedalda kota Padang, Edi Hasymi di Padang, Senin (17/3).

Menurutnya, kualitas udara yang selama ini sudah tercemar bisa kembali normal tergantung dari kondisi kebakaran hutan di Riau. Akan tetapi warga yang beraktivitas di luar ruangan tetap disarankan menggunakan masker apalagi para pengendara sepeda motor.

"Kualitas udara ini akan terus dipantau apalagi saat ini masih masa tanggap darurat kabut asap yang ditetapkan pemerintah provinsi," katanya.

Petugas Laboratorium Bappedalda Kota Padang, Rifki Yusalmi mengatakan pengujian kualitas udara di kota Padang pada Senin (17/3) dilakukan pada 16 titik. Setiap hari, kualitas udara di kota bingkuang selalu berubah-ubah karena dipengaruhi hujan dan tiupan angin.

"Kalau sebelumnya, kadar terparah mencapai 334 Mikrogram/ Nm3 pada Kamis (14/3) lalu. Rata-rata karena karena kabut asap. Kemungkinan sekarang sumber asap berkurang, sehingga angkanya lebih kecil," katanya.

Sementara, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan Satelit NOAA tidak mendeteksi adanya titik api di Riau pada sejak Ahad (16/3) sore.

Sebab hujan dengan intensitas sedang terjadi merata di daerah tersebut. Di sejumlah wilayah di Riau, jarak pandang juga sektar 600 - 6.000 Meter

"Satgas darat berhasil memadamkan 166 titik api seluas 19.538 Hektar. Masih ada 7 titik api yang belum padam yaitu di Bengkalis 6 titik dan Siak 1 titik," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement