Selasa 18 Mar 2014 20:21 WIB

Memahami Makna Batin Alquran: Sirath al-Mustaqim (2)

Ilustrasi
Foto: Wodpress.com
Ilustrasi

Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar

Seseorang bisa dianggap fokus dan mencapai tingkat kekhusyukan sejati manakala keseluruhan unsur itu serentak menghadap dan fokus serta menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan.

Keutuhan diri (self solidified) ini menyatakan ikrar kehambaan, “Inna shalati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi Rabbi al-'alamin.

Self solidified inilah yang mampu menembus batas alam gaib (mi'raj). Self solidified  ini tidak lagi memerlukan "Gua Hira", tetapi "Gua Hira" yang proaktif mendekati dirinya.

Nabi Muhammad SAW kurang lebih enam tahun turun naik ke Gua Hira hingga mendapat “ijazah” iqra'. Setelah itu, tidak perlu lagi ke Gua Hira karena substansi Gua Hira sudah menyatu dengan dirinya.

Kata as-shirath secara harfiah bisa berarti jalan. Kata yang bermakna jalan di dalam bahasa Arab dan dalam Alquran dan hadis ditemukan beberapa kata. Antara lain, syari'ah bisa berarti jalan, yakni jalan kehidupan yang dituntunkan Allah. Kata thariqah juga berarti jalan, tapi jalan dimaksud lebih kecil dan bukan jalan umum.

Dari sinilah muncul kata tarekat yang popular di kalangan para sufi, yaitu jalan alternatif yang lebih pendek menuju Tuhan. Masih ada lagi satu kata dengan makna jalan yang lain, yakni suluk.

Suluk ialah jalan yang lebih sempit lagi atau dapat dianalogikan dengan jalan setapak. Dari sinilah berasal kata suluk dalam ilmu tarekat, yaitu orang-orang yang sedang menempuh jalan pintas menuju Tuhan.

Para penempuh jalan tarekat dan suluk sebaiknya terlebih dahulu menjadi murid, yaitu orang-orang yang bersungguh-sungguh mencari ilmu dan rahasia Tuhan. Sebagai seorang murid, diniscayakan memiliki pembimbing dan sekaligus pendamping yang dalam istilah tasawuf dikenal dengan sebutan mursyid atau syekh. Kedua istilah pembimbing itu dalam tasawuf  betul-betul sudah senior dan matang.

Kata mustaqim diambil dari akar kata qama-yaqumu berarti berdiri, tegak, lalu membentuk kata istiqamah  (konsisten), qiwamah atau qawwamah (pemimpin, pelindung), dan mustaqim (lurus, tidak fluktuatif). Kata shirath al-mustaqim lebih sering diartikan jalan lurus (the straight path).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement