Kamis 20 Mar 2014 09:23 WIB

Peluang AKBP Pamudji Bunuh Diri Kecil

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: A.Syalaby Ichsan
Iringan jenazah Kepala Detasemen Markas (Denma) AKBP Pamudji yang hendak disemayamkan di rumah duka di Jalan Kamboja, Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (19/3). (Republika/Yasin Habibi)
Iringan jenazah Kepala Detasemen Markas (Denma) AKBP Pamudji yang hendak disemayamkan di rumah duka di Jalan Kamboja, Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (19/3). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI -- Kasus tewasnya Kepala Pelayanan Datasemen Markas Polda Metro Jaya AKBP Pamudji sempat simpang siur antara pembunuhan atau bunuh diri. AKBP Pamudji ditemukan tewas tergeletak di Kayanma Polda Metro Jaya dengan luka di kepala, Selasa (18/3).

Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Heru Pranoto mengatakan, setelah dilakukan autopsi, polisi tidak menemukan tanda-tanda pembunuhan diri sendiri. Artinya, tidak ada tanda seperti mesiu dan percikan darah di tangan korban yang mengindikasikan bunuh diri.

''Bahwa ini indikasi bunuh diri cukup kecil,'' kata dia, Rabu (19/3).

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto mengatakan, di tangan Brigadir Susanto, tersangka yang sudah ditetapkan oleh penyidik,  ditemukan adanya mesiu dan bercak darah. 

''Ini merupakan salah satu scientific investigation yang tidak bisa dipungkiri. Jadi bisa juga diartikan yang bersangkutan memegang senjata tersebut dan memegang dan menembakanya,'' kata Rikwanto.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement